Bunda & Anak

Pentingnya Mendidik Mental Siap Kalah Sejak Dini

Pentingnya Mendidik Mental Siap Kalah Sejak Dini

Mental siap kalah adalah kesiapan seseorang dalam menerima kekalahan. Tiap orang tidak melulu menang dalam hidup. Ada kalanya seseorang kalah dan berada di bawah. Bagi yang menerima, ia akan berusaha lapang dada kemudian berusaha bangkit kembali. Sedangkan bagi yang tidak, ia tidak puas dengan kekalahannya, serta memungkinkan menggunakan cara apapun agar ia mendapatkan kemenangan tersebut. Telah banyak contoh di sekeliling kita. Misalnya, di sebuah ajang kompetisi olahraga. Seorang atlet tidak dapat menerima kekalahan. Akhirnya dia mencoba menyakiti juri-juri gegara sakit hati. Ini sangat membahayakan bagi diri sendiri juga orang lain. Maka dari itu setiap orang perlu memilliki mental siap kalah.
Penulis rasa, sejak dini mental siap kalah harus ditanamkan pula pada anak-anak Guna menjadi bekal di kehidupannya di masa mendatang. Agar menjadi seseorang yang mudah berlapang dada serta mampu menerima kekalahan. Pada artikel kali ini, penulis mencoba mengulas pentingnya mendidik mental kalah sejak dini pada diri anak.
Pengertian Mental Siap Kalah dan Dampak yang Ditimbulkan

Sponsor: dr rochelle skin expert

Mental tidak siap kalah termasuk mental yang kurang sehat. Sebab tidak dapat mengontrol emosinya yang berlebihan. Beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain:

1. Kerap Cemas

Sesorang yang tidak siap kalah sering merasakan cemas. Ia cemas jika orang lain yang akan menang. Dan ia cemas bila dirinya kalah. Kecemasan yang terus menerus akan meimbulkan kegelisahan dan rasa takut. Pun akan muncul kurangnya percaya diri. menjadi pribadi yang lekas marah, serta tidak bisa sabar.

2. Mengalami Stress

Tidak siap kalah artinya tidak dapat menerima kenyataan yang dia alami. Kebanyakan orang yang tidak siap menerima segala kondisi, mudah sekali mengalami stress. Stress juga akan berdampak kegelisahan, rasa takut, cemas berlebihan, tidak mampu mengontrol emosi, juga tidak mampu bersosialisasi. Bahkan stress berlebih dapat mengakibatkan depresi.

3. Mengahalkan Segala Cara

Seseorang yang tidak mau kalah, pasti akan berbuat apapun supaya ia bisa menang. Bahkan tidak segan-segan melakukan segala upaya, meskipun merugikan orang lain. Ini juga mengakibatkan seseorang mempunyai moral curang
Penyebab Seseorang Tidak Bisa Menerima Kekalahan
Ada beberapa faktor penyebab sesorang tidak dapat menerima kekalahan, baik dari internal maupun eksternal. Faktor internal di antaranya:

a. Pola Asuh yang Keliru

Pola asuh orang tua dalam mendidik anak yang kurang tepat dapat menyebabkan seseorang tidak bisa menerima kekalahan. Dimana orang tua selalu menanamkan pemahaman bahwa orang harus selalu menang. Bagaimanapun caranya. Sehingga membuat anak tidak mau merasa kalah.
Menginginkan anak untuk menang sebetulnya sah-sah saja. Hal tersebut tentu juga baik sebab anak pun akan terus optimis dan berusaha keras. Namun, menjadi persoalan ketika orang tua tidak memberi pemahaman bahwa hidup tidak selalu menang. Orang tua harus memberi pengertian jika suatu nanti kalah, anak wajib menerimanya. Dan dapat diperbaiki di lain waktu. Dengan begitu, di samping anak mempunyai rasa optimis, tetapi punya mental siap kalah pula.

b. Merasa Tertekan Bila Kalah

Seseorang jika kalah, merasa tertekan. Tertekan ini bisa bermacam-macam. Contohnya, pandangan terhadap dirinya yang rendah. Sehingga ingin membuktikan pada orang lain bahwa ia bisa melakukannya.

c. Merasa Malu

Atau juga bisa merasa malu apa bila mengalami kekalahan. Dia selalu membayangkan jika diriny diejek orang lain atas kekalahannya. Dia merasa paling rendah di dalam lingkungan tersebut.

d. Nafsu Kemenangan yang Tinggi

Pada kasus tertentu, ada orang-orang yang memang mempunyai keinginan terlalu tinggi terhadap kemenangan. Namun, sayangnya keinginan tersebut tidak diimbangi oleh kerealistisannya. Dia tidak mengukur bagaimana kemampuannya. Akibatnya, ketika kalah yang dirasakan hanya marah dan kekecewaan.

Sementara faktor eksternal, sebagai berikut:

a. Tekanan dari Lingkungan

Memang lingkungan begitu mempengaruhi. Termasuk ketidak siapan untuk kalah. Lingkungan yang senantiasa memandang rendah terhadap kekalahan, juga akan memandang orang kalah sebagai orang yang lemah. Hal demikian pun dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak mau menerima kekalahan. Karena takut dipandang lemah oleh lingkungan sekitar.
Begitu besar dampak negative jika tidak punya mental siap kalah. Sehingga mental siap kalah harus ditanamkan pada anak. Beberapa upaya mendidik mental siap kalah pada anak adalah:

1. Pola asuh yang mengajarkan pada anak untuk siap menag sekaligus siap kalah. Untuk melatih ini bisa diikutkan berbagai ajang kompetisi. Karena pasti anak tidak selalu menang. Dari situ orang tua dapat mendidik mental mereka.

2. Memberi pemahaman bahwa kekalahan adalah kewajaran. Setiap kompetisi pasti ada pemenang dan yang kalah.

3. Memberi pemahaman jika kekalahan bukanlah suatu kesalahan.

4. Memberi pemahaman bila kalah bukan berarti tidak mempunyai kemampuan. Kemampuan setiap anak berbeda kadarnya. Jika kalah di hari ini, di hari kemudian dapat diperbaiki lagi.

5. Memberi pemahaman kalau tidak perlu malu bila kalah. Anak perlu tahu bahwa setiap orang pasti pernah kalah. Sehingga mereka paham jika kalah adalah hal yang wajar.

6. Memberi pemahaman jika kompetisi bukanlah tujuan akhir. Beri pemahaman bahwa kompetisi hanya sebagai alat orang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, bukan tujuan akhir.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top