Life Style

Kenapa Menjadi Lebih Boros Saat Bulan Ramadan?

menjadi lebih boros saat bulan Ramadan?

Sekarang ini masyarakat muslim di seluruh dunia sedang menunaikan badah puasa di bulan suci Ramadan. Umat muslim serentak puasa dari terbit hingga terbenamnya matahari. Hal ini pastinya merupakan moment keberkahan dan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat muslim. Sebab kita masih diberi kesempatan menjalankan ibadah puasa sebelum merayakan Idul Fitri. Namun, di satu sisi umat muslim menjadi  boros. Kenapa menjadi lebih boros saat bulan Ramadan?

Sponsor – perawatan wajah

Seharusnya selama menjalankan ibadah puasa ini anggaran belanja setiap bulan dapat lebih hemat karena umat muslim hanya makan dua kali sehari, yakni saat sahur dan berbuka puasa setelah azan maghrib. Namun kenyataannya, tak jarang di bulan puasa justru pengeluaran menjadi dua hingga tiga kali lebih besar jika dibandingkan bulan biasanya. Jika dibiarkan terus menerus, yang terjadi pemborosan atau bahkan berujung hutang karena penghasilan tidak mencukupi pengeluaran.

Ada dua hal kemungkinan terjadinya pemborosan:

menjadi lebih boros saat bulan Ramadan?

Kebutuhan Naik

Ada kemungkinan kebutuhan memang naik. Misalnya untuk makan. Meski dalam sehari dua kali makan (berbuka dan sahur), tetapi kita menambah pengeluaran untuk kudapan saat berbuka. Belum lagi jika berbuka puasa di luar, tentu biaya jauh lebih mahal. Atau semisal mengundang orang lain untuk berbuka, pasti mengeluarkan uang cukup banyak. Hal-hal demikan dapat mengakibatkan pengeluaran meningkat.

Seperti ini sebetulnya bisa diantisipasi. Kalau ingin jajanan untuk berbuka, alangkah lebih baiknya membuat sendiri. Selain hemat juga sehat, kan.

Pasti sebelum hari raya idul fitri kita mendapat tunjangan hari raya. Sadar atau tidak tunjangan hari raya ini dapat memicu hasrat belanja semakin besar. Secara fitrah ketika manusia punya uang banyak tentu ingin sekali membeli ini dan itu. Sehingga setelah anda mendapat tunjangan hari raya berhati-hatilah. Kendalikan hasrat belanja anda. Bukankah puasa mengenai pengendalian diri, termasuk hasrat belanja bukan?

Faktor keinginan pun jangan dilupa. Karena faktor ini bisa jadi menjadi salah satu penyebab terbesar. Terdapat  beberapa hal yang mampu menstimulus kita menjadi ingin belanja banyak: diskon besar-besaran, ingin makan enak saat berbuka, dan masih banyak lagi. Sederhana, namun memang begitu adanya.

Maka hal tersebut bukan sesuatu yang mengherankan, bila anda merasa lapar mata saat dan menjadi belanja berlebihan. Belum lagi jika ada ajakan teman atau saudara untuk buka puasa bersama di luar rumah. Buka puasa di luar rumah menghabiskan uang lebih banyak. Juga persiapan lebaran yang menjadi penyebab membengkaknya anggaran di bulan puasa. Salah satu perencana keuangan independen bernama Ahmad Gozali memberi beberapa trik dalam mengatur pengeluaran selama bulan puasa agar terhindar dari hal-hal yang sifatnya berlebihan atau ‘mubazir’.

Tips tersebut ialah:

menjadi lebih boros saat bulan Ramadan?

Hindari belanja secara impulsif

Setelah menjalankan ibadah puasa, kita sebagai umat muslim akan merasakan letih dan mengantuk. Karena kita harus menahan lapar dan haus hampir 14 jam dalam sehari. Sementara kurangnya pasokan energi dari makanan ke otak dapat menurunkan konsentrasi untuk berpikir lebih tajam. Itulah mengapa kalau dalam keadaan seperti ini kita berbelanja, maka akan mendorong kita untuk belanja secara impulsif. Belanja secara implusif adalah membeli barang tanpa berpikir jernih terlebih dahulu sesuai kebutuhan atau kegunaannya.

Lebih-lebih di bulan Ramadan biasanya banyak pusat perbelanjaan yang mengadakan promo atau diskon. Sehingga mendorong kita belanja tanpa berpikir panjang. Selain itu ada pula godaan yang datang saat melihat barang-barang yang terpajang cantik. Belum lagi setelah menerima uang tunjangan hari raya. Pasti hasrat untuk belanja kian meningkat

Ungkap perencana keuangan yang sukses menulis buku ‘‘Habiskan Saja Gajimu & Magnet Rezeki’, “Untuk menghindari hal ini, apabila kita ingin belanja sebaiknya dilakukan sebelum puasa saja. Ataupun apabila memang sudah memasuki bulan puasa, usahakan berbelanja di pagi hari agar badan masih terasa segar dan fit sehingga dapat berpikir lebih jernih dalam mengambil keputusan membeli suatu barang,”

Beberapa faktor lainnya yang menyebabkan belanja secara implusif yakni:

  • tergiur dengan barang harga promo atau diskon. Padahal barang tersebut dibutuhkan.
  • tidak memiliki perencanaan belanja. Perencanaan belanja terdiri atas list yang dibutuhkan. Ini daapat dijadikan sebagai acuan anda selama belanja. Acuan membantu supaya belanja tidak berlebihan dan agar kebutuhan tidak ada yang tertinggal. Nah, kalau tidak ada list, anda akan belanja sesuka hati tanpa sadar bahwa sebenarnya tidak terlalu membutuhkan. Akhirnya belanja membeludak. Padahal membuat list membantu juga dalam menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan.

Sebaiknya belanja untuk kebutuhan rutin, seperti makanan dan kebutuhan primer lainnya untuk penggunaan bulanan tidak dilakukan secara bersamaan dengan belanja yang tidak rutin seperti membeli baju baru dan keperluan lebaran lainnya. Mengapa? Hal ini dikarenakan bisa menyebabkan belanja kebutuhan rutin ikut membesar juga. Lebih baik pisahkan. Bila perlu pisahkan pula anggarannya.

Itulah beberapa tips yang bisa membantu mengendalikan belanja supaya tidak membengkak. Paling penting pengendalian ada di diri sendiri. Selamat mencoba,ya.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top