Rahmat (2000:109) menyebutkan kepercayaan diri adalah sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupan dan juga bagaimana dia memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri. Kepercayaan diri merupakan rasa optimis. Konsekuensi dari orang yang memiliki rasa kepercayaan diri adalah punya optimisme, keyakinan, dan tidak bergantung pada orang lain. Dan seorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:6). Namun tidak semua anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ini menjadi masalah bagi pemilik kepribadian tidak percaya diri, sebab akan senantiasa dihantui rasa takut akan kegagalan-kegagalan yang akan terjadi ketika ia dewasa.
Sponsor: dr rochelle skin expert
Ada beberapa gejala dari rasa tidak percaya diri, seperti merasa tidak mampu, kesulitan dalam bergaul karena menganggap dirinya rendah, dan kurang berani untuk menampilkan kemampuannya. Jika terdapat gejala-gajala seperti itu di diri anak, hendaknya waspada dan coba perbaiki masalah minder tersebut. Tidak perlu khawatir, berikut beberapa tips yang dapat dicoba agar anak lebih percaya diri:
1. Membentuk Konsep Diri yang Positif Pada Anak
Kepercayaan diri diawali oleh konsep diri. Atwater (1987) mengatakan tentang konsep diri yaitu keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri dibentuk dan berkembang dari proses belajar yang dilalui. Membentuk konsep diri yang positif bisa dengan memberi dukungan pada anak bahwa ia pasti bisa melakukannya. Hindari pemberian kata-kata negatif seperti, “kamu bodoh”, “kamu anak paling nakal”, kamu tidak bisa apa-apa”, dan selainnya. Karena kata-kata tersebut masuk dalam benak anak dan mempengaruhi pemahaman konsep dirinya.
2. Melatih Anak Untuk Tampil di Publik
Melatih anak tampil di depan banyak orang pun bisa melatih kepercayaan diri. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan sosial atau komunitas-komunitas, dapat melatih anak berinteraksi dengan sosial. Bisa pula dengan ikut berbagai perlombaan. Selain membiasakan anak untuk berkomunikasi, juga dapat melatih keberanian unjuk kemampuan.
3. Membentuk Lingkungan yang Positif
Membentuk lingkungan yang baik juga perlu sebab lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian anak. Hindari tindakan-tindakan kasar pada anak, seperti memukul atau melontarkan kalimat negatif. Akan lebih baik saling mendukung satu sama lain. Dengan bagitu anak akan merasa bahwa dirinya dapat diterima di lingkungan tersebut.
4. Memuji Prestasi Anak
Jangan pernah menganggap bahwa prestasi kita tidak ada apa-apanya. Sepele, namun masih banyak orang tua yang tidak menghargai pertasi anak. Menganggap bahwa prestasinya masih jauh di bawah anak lain, misalnya. Lebih baik hindari sikap demikian. Karena dengan memuji, anak akan merasa bahwa ia juga mempunyai kemampuan. Selain itu, juga bisa membentuk konsep diri yang positif pada anak.
5. Menanamkan Paradigma: Gagal Bukan Berarti Tidak Mempunyai Kemampuan
Kebanyakan orang tua sewaktu melihat anaknya gagal, mereka langsung memberikan kesimpulan bawha anak tersebut tidak ada kemampuan. Yang ini juga membuat para orang tua putus asa dalam mengeksplor bakat anak. Padahal setiap orang tentu pernah mengalami kegagalan. Kita bisa belajar dari ibu dari Thomas Alva Edhison. Ketika mendapat kabar dari sekolah bahwa anaknya bodoh, sang ibu tetap tidak putus asa mendidik Thomas. Hingga akhirnya Thomas melahirkan sebuah karya luar biasa, yang begitu bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Itulah beberapa tips yang mungkin bisa dicoba untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Menumbuhkan rasa percaya diri memang tidak instant. Tinggal bagaimana sikap orang tua untuk konsisten melatih anak supaya lebih percaya diri kedepannya.