terdiri atas beragam pulau. Setidaknya memiliki 17.504 pulau yang garis pantainya mencapai delapan puluh satu ribu kilometer. Dari 17 ribuan pulau, Papua adalah pulau terbesar di antara pulau-pulau lainnya. Mempunyai luas 890.000 km2. Yang kemudian diikuti Pulau Kalimantan sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia dengan luas 743.330 km2. Pulau Sumatera menduduki peringkat ketiga dengan luas 425.000 km2. Berikutnya pulau Sulawesi dengan luas 174.600 km2. Dan terakhir pulau Jawa dengan luas 126.700 km2. Pulau Papua juga dinobatkan sebagai pulau terbesar kedua di dunia. Bisa dibayangkan betapa banyaknya potensi alam di pulau Papua. Atau mungkin kita selama ini hanya mengenal potensi emas di Papua. PT Freeport adalah perusahaan asing yang mengelola hasil emas tersebut. Tetapi tahukah anda bahwa potensi daerah Papua lebih dari itu? Mulai dari potensi hasil bumi, hasil pertanian, hasil perternakan, hasil laut, hasil perkebunan, hasil perhutanan, dan masih banyak lagi potensi yang dihasilkan dari tanah Papua. Artikel kali ini akan banyak mengulas potensi alam dari Papua tersebut.
Barangkali banyak masyarakat Indonesia yang menganggap Papua adalah daerah minim potensial, sebab jauh dari ibu kota. Namun padahal tidak. Banyak sekali potensi di daerah Papua, baik dari segi kekayaan alam, keindahan alam, suku, juga budaya. Bisa dibilang Papua bagaikan intan yang baru sedikit saja diasah. Bila semakin diasah, kekuatannya kian terlihat. Karena selama ini pembangunan di Papua terkesan agak lambat dibandingkan dengan wilayah-wilayah yang tidak jauh dari pusat pemerintahan. Tetapi bila terus menerus mengalami perubahan, Papua tidak akan kalah dengan daerah lainnya. Berdasarkan data yang kutip dari Portal Nasional RI, salah satu sektor dengan potensi sumber daya alam yang besar di Papua berada pada sector pertambangan. Pasalnya, sektor ini mampu memberi konstribusi cukup banyak bagi perekonomian daerah. Kira-kira mencapai hingga lebih dari 50%. Antara lain terdapat 2,5 miliar ton potensi batuan biji emas. Pun dengan keberadaan komoditas-komoditas lainnya di sektor pertambangan seperti batu bara berjumlah 6,3 juta ton, barn gamping di atas areal seluas 190.000 ha, pasir kuarsa seluas 75 ha dengan potensi hasil 21,5 juta ton, lempung sebanyak 1,2 juta ton, marmer sebanyak 350 juta ton, granit sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom.
Di samping itu, di Papua juga amat kaya akan varietas tanaman komersial yang terdapat di Papua. Baik yang didapatkan di hutan maupun melalui perkebunan. Di tanah Papua sendiri 90 persennya terdiri dari hutan. Menurut data yang didapat bisa mencapai lebih dari 1.000 spesies tanaman. Yang mana 150 di antaranya merupakan tanaman komersial. Hutan di sana juga turut menyumbang kayu yang berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Dapat memproduksi kayu bangunan sejumlah 1.714 m3, kayu balok olahan sebanyak 1.198 m3, triplek sebanyak 88.050 m3 dan kayu olahan sejumlah 45.289 m3.
Sementara pada sektor perkebunan sendiri telah menampakkan potensi yang pula tidak kalah besar. Dari 5.459.225 ha lahan yang ada, tak kurang dari 160.547 ha sudah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat dan perkebunan besar, tenaga kerja dengan total produksi 62.153 ton. Komoditas unggulan pada 2005 dengan total produksi 12.347 ton atau dengan prosentase 19,87%, sawit dengan produksi 31.021 ton atau dengan prosentase 49,91%, kakao dengan produksi 11.363 ton—dengan prosentase 18.28—kopi Arabic produksi 2.583 ton (dengan prosentase 4.16%), buah merah dengan produksi 1.889 ton (3,04%) dan karet dengan total produksi 1.458 ton (2,35%).
Tidak hanya hasil dari hutan dan kebun, daerah Papu juga memor pertanian, perikanan dan perternakan. Masing-masing sector menunjukan hasil yang sanagt signifikan. Contohnya saja ada sector pertanian. Sektor pertanias masih didominasi oleh Kabupaten Merauke. Di tahun 2016, petani di kabupaten tersebut memanen lahan pertanian dengan luas mencapai 43 ribu hektar. Bahkan pasalnya hasil panen dari sector pertanian itu mampu membuat Papua mencapai swasembada beras. Hingga hasil panen ini melebih kapasitas gudang Bulog yang ada di Papua.
Berbeda lagi pada hasil sector perikanan. Hasilnya kurang baik dibanding dengan sector-sektor sebelumnya yang telah dijelaskan. Namun meskipun kurang signifikan dibandingkan sektor-sektor lainnya, sektor ini telah menunjukkan peningkatan yang lumayan drastis. Bayangkan saja, dari tahun 2004 menuju 2005 telah terjadi peningkatan sebesar 13,29%. Yang sebelumnya hanya menghasilkan 1.404.220 ton, di tahun 2005 meningkat menjadi 209.210,3 ton.
Tidak ingin kalah, sektor peternakan juga mengalami peningkatan. Ada berbagai jenis hewan yang diternak: kerbau, sapi, kuda, kambing, dan bai. Hebatnya, hampir setiap ternak hewan mengalami peningkatan. Di tahun 2005 ternak kerbau naik 14,54% dari 1.131 ekor pada 2004, lalu meningkat kembali hingga 1.292 ekor pada tahun 2006. Sementara ternak kuda dari 1.576 ekor pada 2004 menjadi 1.501 ekor pada 2005, kemudian meningkat lagi menjadi 2.061 ekor pada 2006. Kenaikan persentase pun terjadi pada ternak sapi (8,6%), kambing (5,37%) dan babi (19,50%). Populasi ternak kecil bahkan juga meningkat di antaranya ayam kampung yang naik menjadi 18,99%, ayam pedaging naik 90% dan ayam ras petelur naik 19,58%.