Siapa sih yang suka melihat atau mendengar atasan marah-marah? Pasti tidak ada kan? Tapi, mengapa terkadang kita sendiri juga suka marah-marah tidak jelas? Kita menggerutu tentang pekerjaan yang nggak ada habisnya, atasan yang menuntut semuanya harus selesai cepat dan rekan kerja yang tidak bisa diajak kompromi. Apakah dengan marah semua masalah yang sedang dihadapi akan selesai dengan baik? Apakah sesudah marah-marah kita bisa jadi lebih tenang? Jelas tidak. Itu sebabnya, kamu perlu tahu cara mengontrol emosi di tempat kerja.
Itu sebabnya dalam hidup ini, setiap orang dituntut untuk bisa sabar, apapun keadaannya. Apalagi jika kita berada di tempat kerja, kita pun harus bisa mengontrol emosi dengan baik, mengelola hati dengan baik sehingga bisa terhindar dari kebiasaan marah-marah, apalagi marahnya tidak jelas.
Mengontrol emosi di tempat kerja memang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika kebiasaan marah-marah sudah terbawa sejak lama, tentu akan sangat sulit untuk diredam, apalagi dihilangkan. Namun jika dilandasi niat dan upaya yang sungguh-sungguh, perlahan tapi pasti kita bisa berubah menjadi orang yang lebih baik lagi, dan bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan marah-marah.
Bagaimana tidak emosi, jika sesampainya di kantor, melihat pekerjaan yang masih menumpuk, tenggat waktu yang semakin dekat, atau lingkungan yang penuh tekanan bisa membuat emosi tidak stabil. Belum lagi, jika ada tugas tambahan yang tiba-tiba, sementara tumpukan tugas di meja belum juga selesai. Bisa saja panik, emosi dengan si Bos karena selalu menambah beban pekerjaan atau kesal dengan kolega kerja yang tak mau membantu.
Kadangkala menahan emosi malah bisa membuat pikiranmu semakin terbebani. Bisa-bisa produktivitas menurun. Emosi, memang sebaiknya dikeluarkan, tetapi dengan cara yang santun dan tetap profesional.
Jika kamu merasa sudah di luar batas, tetaplah tampil cantik, karena jika kamu terlihat kacau di depan kolega, justru akan menganggu kondisi pekerjaan dan performance di mata orang lain.
Kalau kamu punya tim, mintalah bantuan anggota tim kamu, supaya kamu tidak kewalahan dengan tugas-tugasmu. Menjalani begitu banyak tugas yang harus dilakukan memang membuat kita kewalahan dan stres. Mengapa demikian? Menurut Sharon Melnick, PhD, pengajar di Harvard Medical School, hal ini disebabkan bagian otak kita memiliki kapasitas terbatas untuk memecahkan masalah pada waktu yang sama. Ketika kamu terus memikirkan tugas-tugas yang lebih dari jumlah tersebut untuk dikerjakan, pikiran dan sumber perhatianmu akan dialihkan dari bagian otak “pemecah masalah” yang lebih emosional.
Sponsored : pemutih wajah
Bagian dari otak ini menempatkanmu pada posisi waspada, sehingga ketika kamu menghadapi sesuatu hal secara personal, maka kamu akan terobsesi terhadap situasi yang membuat kesal atau marah. Otak menyempitkan kemampuanmu untuk memikirkan solusi efektif. Apalagi, ketika kamu sedang menghadapi tekanan dalam pekerjaan.
Meskipun emosi adalah bentuk dari sebuah eskpresi, tapi ada baiknya kamu belajar untuk mengendalikannya agar tidak merugikan orang lain ataupun diri sendiri. Nah, berikut ulasan bagaimana cara meredam emsoi di kala pekerjaan sedang menumpuk:
1. Terapkan prinsip bahwa dengan marah-marah tidak akan pernah ada pekerjaan yang selesai dengan baik.
Prinsip ini akan membantumu untuk bisa meredam emosi ketika menghadapi tekanan pekerjaan yang banyak. Marah-marah tidak akan membuatmu lebih tenang, namun justru akan semakin membuat kamu merasa terbebani dan membuat pikiran menjadi tidak jelas. Jadilah orang yang selalu sabar dalam menghadapi suatu masalah, ataupun pekerjaan.
2. Tenangkan diri.
Jika emosi sudah berada di ubun-ubun dan siap meledak, cobalah menenangkan diri. Tarik nafas pelan-pelan lalu hembuskan, dan hiruplah udara segar di sekeliling meja kerjamu. Sesudah itu, lihatlah bahwa semua masalah bisa diselesaikan dengan baik.
Jangan memikirkan semua pekerjaan yang harus kamu selesaikan saat itu. Jika kamu memiliki pandangan yang seperti itu, rasanya itu adalah hal yang sama sekali tidak mungkin. Jika kamu sedang mengerjakan sebuah proyek atau tugas, buat kompartemen, dan bagilah menjadi beberapa lingkup kecil yang lebih sederhana, dan lebih mungkin untuk kamu selesaikan. Hal yang lebih penting lagi adalah tidak perlu panik memikirkan hasil akhirnya.
3. Be Kind.
Poin ini tidak hanya berlaku untuk situasi di kantor. Sebesar apa pun keinginanmu untuk marah-marah, semangati dirimu untuk jadi orang yang berbesar hati. Maafkan kesalahan orang lain, dan juga kesalahanmu sendiri.
Jangan berpikir terlalu banyak, jika ada kritik dan saran yang diberikan oleh kolega maka itu bukanlah sesuatu yang buruk, terutama jika kritik tersebut adalah kritik yang membangun. Anggaplah itu semua sebagai masukan. Jadikanlah kesempatan ini sebagai latihan kepemimpinan saat kamu harus membantu meredakan konflik di masa depan.
4. Hargailah orang lain.
Jangan biarkan emosi negatif mendikte apa yang hendak mau ucapkan. Kamu harus belajar memilih waktu yang baik untuk berbicara, beragumen dan berdiskusi dengan orang lain.
Saat berbicara dengan orang lain, kamu harus tetap sabar, sehingga tahu kapan harus berbicara, kapan harus diam. Tetaplah menghargai orang lain yang sedang berbicara, meskipun kamu sudah merasa sangat kesal. Jangan biarkan perasaan kesalmu mendominasi pikiranmu sehingga sikapmu menjadi tidak sopan. Karena, dengan begitu orang lain akan bisa menilai karakter kamu. Jika kamu kalah dengan perasaan kesalmu, maka orang lain pun akan menjadi tidak menghargaimu baik sebagai rekan kerja, staff ataupun atasan.
5. Menyalurkan energi secara positif.
Meski kamu sedang berada di kantor, jika sudah merasa emosi mulai menguasaimu, segeralah cari tempat untuk menyendiri. Bisa keluar ruangan, di toilet atau di teras kantor. Lalu salurkan energimu dengan melakukan push up, atau melakukan yoga ringan, atau meditasi. Orang yang sedang emosi biasanya energinya besar. Sehingga, mencari tempat untuk menyalurkan energi ketika emosi memuncak adalah cara yang tepat, daripada kemudian marah-marah dan menimbulkan kerugian.
Atau, jika pulang dari kantor kamu masih merasa emosi, maka kamu bisa menggunakan energimu dengan cara positif, misalnya dengan berolahraga di gym, berlari, yoga, futsal atau kickboxing. Atau jika rumahmu tidak terlalu jauh dengan kantor, kamu bisa pulang dengan jalan kaki. Emosi akan memberikan dorongan dan tenaga tambahan saat berolahraga, dan dengan olahraga hormon endorphin yang meningkat karena olahraga, akan membantu mengurangi energi negatif.
Itu tadi cara-cara untuk mengontrol emosi di tempat kerja. Tetap sabar, dan jadilah orang yang sabar, sehingga kamu tidak akan terkena masalah yang lebih berat. Sabar is the best.