Ini Cara jitu Menghadapinya – dalam kehidupan berkeluarga, sebuah masalah tentu saja pasti ada. Dan terlebih lagi jika anda sudah memiliki anak. Kadang anak di dalam keluarga bisa menjadi sesuatu yang bisa memberikan anda beberapa masalah. Anak yang kita miliki, antara satu dengan yang lainnya pasti memiliki beberapa perbedaan, salah satunya pada karakter . anak satu pasti memiliki karakter yang berbeda dengan anak yang lainnya. Kadang ada sebuah karakter unik yang dimiliki anak, seperti misalnya anak kita memiliki sifat yang mudah marah.
Mungkin untuk orang tua yang masih baru berkeluarga, akan mengalami kesulitan dan kehabisan ide untuk mengatasi masalah ini. dan mungkin anda sulit untuk menemukan cara yang tepat untuk bisa mengatasinya. Dan biasanya karakter anak yag seperti ini juga berbarengan dengan adanya sikapnya yang lancang, berani menentang orang tua dan juga beberapa sikap negatif lain. Dan mungkin hal ini karena memang bawaan dari si anak sejak lahir (temperamental). Atau mungkin juga karena si anak meniru dari lingkungan di sekitarnya.
Dan untuk menghadapi hal ini, orang tua tidak boleh seenaknya sendiri memarahi balik si anak. Karena untuk anak yang masih kecil, hal seperti ini kadang merupakan ekspresi si anak hasil dari pembentukan karakter dari orang tuanya. Lalu bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi anak yang seperti ini. dan untuk masalah anak pemarah seperti ini, orang tua perlu memberikan pendidikan yang tepat, dan khususnya adalah pendidikan untuk menangani masalah emosi anak.
Sikap dan contoh yang positif dari orang tua sangat diperlukan dalam mendidik dan menghadapi anak yang suka marah. Berikut ini kami bagikan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua yang memiliki buah hati yang suka marah.
Mengajarkan kepada anak untuk berani mengungkapkan isi hati
Perilaku anak yang ekspresif adalah merupakan sebuah ekspresi yang spontan dari anak. Dan untuk anak- anak mungkin masih belum memiliki kemampuan untuk bisa mengungkapkan isi hatinya dalam sebuah kata- kata. Dan alaminya anak hanya bisa mengungkapkan isi hatinya dengan cara menangis, tertawa, melempar mainan, berteriak, atau bahkan memukul. Dan hal itu merupakan emosi atau ekspresi sepontan saja dari anak di usia yang masih dini. Karena anak juga masih belum bisa memahami cara untuk menggunakan akalnya.
Sehingga orang tua memang memiliki tugas untuk melatih anaknya dengan perlahan-lahan agar nati anak mampu untuk menyampaikan apa isi hati dan keinginan di dalam hatinya dengan ungkapan kata-kata yang baik dan sopan. Anda bisa mendidik dan melatih anak untuk mengungkapkan isi hatinya dalam keadaan yang santai saja. Dan orang tua bisa mengatakan kepada anak agar berani untuk mengungkapkan isi hati dan apa yang ia rasakan kepada orang lain.
Memberikan pujian
Ketika anak anda mengungkapkan perasaannya kepada anda, maka orang tua diharapkan untuk bisa memberikan pujian atau sanjungan dan penghargaan kepada anak. Hal ini perlu dilakukan agar anak dapat termotivasi untuk mengungkapkan isi hatinya. Dan orang tua juga harus siap untuk mendengarkan apa saja yang dikatakan dan diungkapkan oleh anak anda. Anda tidak boleh serta merta menyalahkan, menghardik dan juga membatah apa yang diungkapkan oleh anak anda. Karena hal tersebut kemungkinan akan membuat anak menjadi trauma dan tidak akan berani lagi untuk mengungkapkan isi hatinya secara verbal dan secara langsung. Dan yang berbahaya adalah jika nantinya anak malah mencari orang lain untuk mendengarkan apa yang ia ungkapkan dan curahkan dari hatinya yang terdalam. Dan hal ini malah akan bisa membahayakan anak anda sendiri.
Jangan cepat merespon kemarahan anak anda
Sat orang tua tidak langsung atau cepat dalam merespon kemarahan anak, ha ini tidak berarti kalau orang tua tidak peduli kepada anaknya. Malah tindakan ini perlu untuk dilakukan dalam menghadapi anak yang pemarah. Hal ini agar membuat anak merasa bahwa kemarahannya tidak selalu bisa menarik perhatian dari orang tuanya. Sehingga anak tidak akan merasa bisa mengungkapkan isi hatinya dengan seenaknya sendiri. Dan orang tua harus bisa bersikap bijak dalam menghadapinya, orang tua bisa mengajak anak untuk berbicara dan memberikan perhatian yang benar. Seperti mengatakan bahwa kemarahan tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Karena ada cara yang lebih baik yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Jangan ragu untuk bersikap tegas
Mungkin pada beberapa waktu, apa yang dikatakan atau nasehat dari orang tua tidak didengarkan oleh anak. Dan anak pun tetap suka marah dan berbuat semaunya sendiri kepada orang tuanya. Dan jika anak melakukan hal ini, maka orang tua harus bisa mengambil sebuah sikap yang tegas. Tapi ketegasan ini berupa sebuah sikap yang tenang dan tidak membabi buta, karena malah bisa membuat anak semakin memberontak. Ketegasan yang ditunjukkan bukanlah dalam bentuk kemarahan yang diberikan oleh orang tua. Tapi dalam bentuk berupa ketegasan dalam sikap yang positif, dan memberikan penjelasan kepada anak mengenai alasan atas perbuatan dari orang tua.