Sebuah survei membuktikan jika lebih dari 650 juta orang di dunia hidup dengan kondisi cacat. Namun mengapa penderita difabel lebih berbakat dibandingkan orang biasa. Inilah salah satu studi yang banyak dilakukan oleh peneliti. Banyak penderita difabel yang menghasilkan karya artistik dengan hasil yang sangat luar biasa. Jika Anda lihat lagi maka mereka terkadang menghasilkan sebuah karya dengan kekurangan yang ada di tubuh mereka.
Sponsor: cream pemutih wajah
Kejadian ini tidak hanya terbukti di Asia Tenggara saja tapi untuk semua negara di seluruh dunia. Hal inilah yang seharusnya membuat orang biasa atau tidak menghadapi cacat apapun harus tetap berkarya. Berikut ini adalah beberapa analisa mengenai penyebab penderita difabel lebih berbakat dibandingkan orang biasa.
- Hati mereka lebih bahagia
Orang yang tidak cacat sering merasa kasihan pada penderita difabel. Namun sebenarnya hati mereka tidak lebih bahagia daripada penyandang difabel. Hal ini sudah sering terjadi dan terkadang tekanan hidup membuat orang yang sempurna kehilangan kebahagiaan. Sumber kebahagiaan menjadi salah satu dorongan untuk bisa berpikir dan bertindak secara kreatif. Karena inilah banyak pelukis atau pegiat seni lain yang sebenarnya menderita difabel dan masih terus bisa menghasilkan karya seni.
Sumber: borepanda.com
- Penderita difabel lebih sabar
Apa yang paling dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah karya atau melakukan pekerjaan yang rumit? Jawabannya adalah kesabaran yang sangat tinggi. Orang yang sempurna sering mengatakan bahwa mereka sabar untuk menghadapi semua cobaan dan masalah. Tapi orang yang difabel sebenarnya memiliki kesabaran yang lebih tinggi. Hal ini bahkan terbukti ketika penderita difabel tetap bekerja dengan baik meskipun memiliki kekurangan pada tubuh mereka. Mereka juga tetap melakukan pekerjaan itu dengan sabar hingga mencapai hasil yang sempurna.
- Kesadaran cacat bisa terjadi pada siapa saja
Biasanya orang yang sempurna akan berpikir bahwa menjadi cacat memang sangat malu dan merasa tidak percaya diri. Tapi penderita difabel merasa bahwa cacat bisa terjadi pada siapa saja. Tidak hanya cacat ketika itu disebabkan oleh cacat sejak lahir tapi juga cacat karena kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja. Jadi siapa saja harus siap untuk menjadi cacat dan bersiap dengan kondisi yang paling buruk. Karena itu penderita difabel biasanya menyiapkan bekal sejak masih kecil agar bisa hidup mandiri.
- Mendapatkan dukungan lingkungan
Penderita difabel mendapatkan dukungan yang lebih besar dari lingkungan. Mereka menerima dukungan tersebut dan tidak pernah merasa tersinggung. Sementara orang yang sempurna sering merasa egois sehingga merasa tidak mampu ketika menerima dukungan. Inilah perbedaan yang bisa menyebabkan penderita difabel memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi karena dukungan dari lingkungan. Hal ini juga yang akan membuat penderita difabel justru lebih banyak berlatih hingga bisa sempurna.
- Tidak stres dengan hal kecil
Orang yang merasa sempurna merasa bahwa semua hal kecil dan besar bisa menyebabkan stres. Inilah yang membuat kondisi penderita difabel tidak merasa tertekan. Masalah yang sudah terjadi dan sedang berlangsung adalah kondisi cacat itu. Sehingga dibandingkan dengan masalah yang lain maka penderita difabel sama sekali tidak mudah tertekan. Karena itu mereka merasa lebih tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupan. Penderita difabel juga merasa tidak mudah stres karena merasa masalah lain tidak lebih besar dari kondisinya.
- Berbeda adalah kesempatan terbesar
Ketika orang yang sempurna bisa melalukan banyak hal maka tidak semua orang bisa terkejut. Tapi ketika penderita difabel bisa melakukan berbagai hal-hal yang rumit maka bisa membuat penderita merasa senang. Kebanggaan untuk melakukan hal-hal kecil juga bisa membuat orang disekitarnya merasa sangat kagum dengan bakat itu. Jadi ketika penderita difabel bisa menunjukkan kemampuan yang terbaik dari kekurangan mereka maka itu akan menjadi kesempatan yang sangat besar.
- Lebih nyaman menyesuaikan diri
Ketika penderita difabel baru masuk ke lingkungan yang baru maka biasanya mereka juga lebih cepat untuk menyesuaikan diri. Mereka merasa mudah untuk bergaul dan diterima oleh semua lingkungan. Sementara orang yang sempurna selalu mencari kekurangan sendiri dan mereka menjadi tidak percaya diri. Karena itulah masalah ini akan selalu terjadi pada orang yang sempurna. Merasa nyaman ketika dilihat sudah menjadi hal biasa untuk penderita difabel.
- Melihat penampilan sebagai hal yang sempurna
Bayangkan orang yang tidak memiliki kaki sempurna atau kondisi cacat otak yang menyebabkan mereka sulit untuk menjalani kehidupan biasa. Pada dasarnya penderita difabel sudah menyadari kondisi ini. Karena itu mereka tidak pernah menganggap bahwa penampilan mereka adalah tidak sempurna. Justru penampilan penderita difabel lebih sempurna dengan sudut pandang yang khusus. Tidak ada yang bisa menyalahkan kondisi itu dan itu adalah karunia.
- Difabel bukan berarti tidak mampu
Ketika orang yang sempurna belajar melukis maka mereka merasa memiliki bakat yang sangat baik. Karena itu terkadang mereka lupa mengasahnya hingga kehilangan bakat secara alami. Sementara orang yang mengalami difabel bisa menghasilkan karya karena kerja keras. Mereka menyadari kekurangan dalam tubuh dan berusaha untuk melawan kekurangan itu. Inilah yang membuat pemikiran penderita difabel bahwa mereka sebenarnya bukan tidak mampu tapi butuh kerja keras untuk bisa mampu.
Inilah beberapa bukti bahwa penderita difabel lebih berbakat dibandingkan orang biasa. Karena itu mulai sekarang belajarlah dari orang yang menderita difabel dan bersikap paling baik untuk kehidupan dan masa depan.