Usia 20 tahunan merupakan usia yang menjadi pemuncak dari kondisi fisik manusia. Pada usia ini seorang manusia telah beranjak melepaskan masa remajanya menuju masa dewasa awal. Untuk itu mereka yang berusia 20 tahunan umumnya tidak lagi disebut sebagai remaja namun tidak juga cukup tua untuk disebut dewasa, sehingga umumnya mereka disebut dengan sebutan pemuda. Pada masa ini rata-rata orang indonesia telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, ada yang baru bekerja ada pula yang masih berkuliah di perguruan tinggi. Namun satu hal yang jarang diketahui oleh para pemuda saat ini bahwa gaya hidup di usia 20 tahunan memiliki pengaruh yang sangat luar biasa pada kesuksesan di masa depan.
Dalam hal perkembangan fisik, manusia yang berada di usia 20 tahunan memiliki fisik yang sangat prima, karena di usia ini manusia berada pada puncak keemasan kondisi fisiknya. Mereka memiliki kekuatan berfikir dan beraktifitas melebihi kondisi dimana mereka masih remaja dan juga melebihi mereka yang sudah berusia 30 tahunan ke atas. Secara perkembangan mental memang belum bisa dikatakan sangat stabil seperti orang yang berusia 30 tahunan ke atas, namun di usia 20 tahunan ini mereka memiliki semangat yang sangat besar sekali dan juga optimisme yang sangat tinggi. Hal ini merupakan bekal yang sangat bagus sekali untuk meniti karir kesuksesan.
Namun ternyata di jaman sekarang ini banyak pemuda-pemudi yang justru memiliki gaya hidup tidak produktif. Banyak dari mereka yang hanya memikirkan untuk bersenang-senang semata. Berapa banyak anda menjumpai anak-anak muda yang menghabiskan waktu malam minggu nya di tempat usaha mereka? Pasti sangat jarang sekali anda menjumpai para pemuda ini yang tengah berlatih bisnis atau tengah mengembangkan kemampuannya. Mereka banyak termakan oleh perkembangan trend yang dapat melumpuhkan masa muda mereka.
Berbagai tayangan televisi yang menawarkan kehidupan penuh dengan kesenangan dan percintaan serta kegalauan banyak menjadi pengaruh yang sangat kuat bagi paradigma pemuda negeri ini. Mereka banyak yang terjebak dalam romantisme mencari pasangan padahal karir mereka masih tergadaikan. Ketika sudah mendapat pasangan, pasti juga membutuhkan uang untuk pergi ke cafe atau jalan-jalan, padahal penghasilan belum ada. Belum lagi ketika sudah putus cinta, galaunya hingga bertahun-tahun, merasa tidak semangat kuliah karena nanti bisa ketemu mantan. Akhirnya nilai kuliah semakin jeblok, dan batallah meraih predikat cumlaude saat wisuda. Hal tersebut tidak lagi menjadi hal yang jarang di kalangan mahasiswa. Bukannya produktif malah menjadi gaya hidup konsumtif.
Selain terjebak pada romantisme percintaan tanpa arah keseriusan yang jelas, banyak pula yang tergila-gila untuk jalan-jalan. Ibarat kalau masih muda tidak pernah jalan-jalan rasanya cupu banget. Oleh karena itu banyak pula mahasiswa yang lebih memilih menghabiskan waktu di akhir pekan untuk bertamasya ke berbagai tempat seperti yang ditunjukkan oleh salah satu acara di televisi swasta yang memiliki tagline “perjalananku, petualanganku”. Para pembawa acara di tayangan tersebut memang dibayar untuk jalan-jalan, namun kalian para mahasiswa bukan dibayar melainkan membayar untuk jalan-jalan. Bagi pembawa acara tersebut kegiatan jalan-jalan mereka adalah kegiatan produktif yang menghasilkan uang, namun bagi kalian para pemuda yang ikut-ikutan jalan-jalan bukan menjadi kegiatan produktif melainkan kegiatan konsumtif yang mengeluarkan uang. Apalagi kalau itu dilakukan setiap minggunya. Boleh jalan-jalan bila memang bertujuan untuk refreshing menghilangkan penat pikiran setelah mengerjakan tugas kuliah, namun tentunya tidak dilakukan setiap minggu sekali, umumnya refreshing bisa dilakukan 3 bulan sekali atau bahkan setiap semester sekali. itu masih wajar lah, bahkan kalau bisa pilih trip yang paling sedikit membutuhkan pengeluaran dana.
Berbagai gaya hidup yang tidak produktf tersebut apabila dilakukan oleh mereka yang berusia 20 tahunan maka akan membuat kehidupan mereka menyesal ketika dewasa kelak. Karena di usia 20 tahunan ini merupakan masa yang sangat penting untuk membangun pondasi kesuksesan seseorang. Karena di masa ini anda masih belum memiliki beban yang berat karena anda belum menikah sehingga kebutuhan hidup anda hanya dari anda sendiri, orang tua anda juga sedikit banyak masih bisa membantu anda. Anda juga bisa lebih fokus karena saat ini anda hanya memikirkan kuliah dan pengembangan diri anda. Belum memikirkan istri makan apa, atau biasa susu anak maupun biaya sekola anak anda.
Meski demikian di masa ini umumnya terdapat banyak sekali keinginan-keinginan yang akan menghampiri pikiran anda. Hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi para pemuda. Untuk itu anda harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan pun harus anda fiter kembali, apakah kebutuhan tersebut memang harus dipenuhi ketika itu juga atau ada cara lain untuk berhemat. Selain itu mulai sekarang anda juga harus menemukan minat dan bakat anda untuk dikembangkan. Ikutikah berbagai macam program pengembangan diri sesuai bidang yang anda minati dan sesuai pula dengan proyeksi karir anda kedepan. Jangan sampai anda belajar bidang A selama 4 tahun kuliah namun setelah lulus malah mendalami bidang B dalam karir anda. Jangan pernah buang waktu anda untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi karir anda kedepan. Berkawan boleh, namun bila harus setiap hari nongkrong di Cafe pasti tidak akan membuat anda berkembang. Lebih baik anda berkawan dengan orang-orang yang memiliki minat sama dengan anda sehingga bisa saling bahu membahu meningkatkan kemampuan.