Tahukah, bunda, bahwa setiap anak memiliki gaya belajar berbeda-beda. Dan, bunda perlu tahu gaya belajar seperti apa yang sesuai untuk anak. Sebab gaya belajar dapat mempengaruhi cara anak dalam menyerap informasi. Jika caranya tepat, anak dapat menyerap informasi dengan maksimal. Sebaliknya, bila cara yang digunakan salah, anak akan merasa kesulitan dalam belajar. Kalau selama ini anak mengalami kesulitan belajar, bisa saja penyebabnya bukan anak tidak pintar, tetapi salah dalam memilih gaya belajar. Untuk itu, orang tua sebagai pendamping anak belajar sewaktu di rumah, harus mengetahui gaya belajar anak.
Sponsor: kezia skin expert
Secara umum terdapat lima gaya belajar anak, yaitu gaya belajar auditorial, gaya belajar visual, gaya belajar kinestetik, gaya belajar global, dan gaya belajar analitik. Masing-masing mempunyai ciri-ciri. Bagaimana mengenali ciri-ciri gaya belajar anak?
1. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial mempunyai kecenderungan proses belajar dengan mendengar. Ia mudah menyerap informasi dengan cara mendengar. Ia sulit jika harus melihat dan membaca. Ciri-cirinya adalah:
– mudah hafal terhadap apa yang ia dengar
– hanya bisa belajar dalam suasana tenang
– lebih suka dibacakan karena ia hanya mendengar
– dapat mengulangi apa yang ia dengar
Jika anak anda memiliki ciri-ciri demikian, anda bisa menggunakan tips untuk gaya belajar auditorial:
– menggunakan model pembelajaran cerita. anda yang membacakan buku, biar anak yang mendengarkan
– gunakan kaset yang berisikan pelajaran untuk membantu proses pembelajaran
– ciptakan ruangan khusus untuk belajar anak. agar tercipta ruangan yang tenang dan jauh dari kebisingan juga gangguan
2. Gaya Belajar Visual
Bertolak belakang dengan gaya belajar auditorial, visual justru mengandalkan penglihatan dalam belajar. Ia akan mudah menyerap informasi dari melihat, membaca, daripada mendengarkan. Kendala dari gaya belajar visual adalah sulit mencatat apabila didikte. Sebab mereka lebih suka melihat. Ciri-ciri anak yang mempunyai gaya belajar visual, yakni:
– lebih menyukai membaca daripada dibacakan
– lebih menyukai kegiatan pengamatan
– tidak dapat mengingat dengan baik apa yang ia dengar
– kurang suka dengan proses pembelajaran yang menggunakan pendengaran
– tidak mudah terganggu dengan kebisingan, namun mudah terganggu dengan sesuatu yang lewat di hadapannya
Gaya belajar visual lebih baik menggunakan cara-cara demikian:
– menggunakan video sebagai alat bantu dalam proses belajar
– jika dibutuhkan mencatat, gunakan sesuatu yang berwarna, seperti bolpoin warna-warni. stabilo, spidol. Untuk memudahkan anak dalam mengingat
– beri waktu ia untuk membaca terlebih dahulu
– memang ia tidak mudah terganggu dengan suara, tapi mudah terganggu dengan benda asing yang mengganggunya. Maka usahakan ia agar tetap fokus
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan paduan dari gaya belajar visual dan auditorial. Mampu belajar dengan proses melihat maupun mendengar. Kombinasi antara keduanya. Sehingga anak mempunyai kemampuan dalam hal gerakan, macam olah raga, menari, dan proses meneliti. Berikut ialah ciri-ciri dari gaya belajar kinestetik:
– lebih mudah menyerap informasi dengan terlibat langsung
– lebih suka pelajaran yang sifatnya praktek
– tidak dapat duduk diam saat belajar
– mudah sekali berpindah tempat sewaktu belajar
Kalau anak anda mempunyai ciri-ciri seperti di atas, ada beberapa tips dalam proses belajarnya:
– menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam belajar
– gunakan metode praktek supaya anak terlibat langsung dalam proses belajar
– bisa juga menggunakan video sebab mengandung unsur gambar dan suara
– atau menggunakan media kaset
– menggunakan metode penelitian seperti mengamati
– jangan paksa anak untuk terus duduk diam. Sebab jika dipaksakan, anak justru tidak dapat konsentrasi sehingga susah menyerap informasi yang ia terima
4. Gaya Belajar Analitik
Gaya belajar analitik cenderung lebih spesifik, teratur, dan terperinci. Anak yang mempunyai gaya belajar analitik, lebih mudah memecahkan masalah bila ada tahap-tahap untuk menyelesaikannya. Tidak akan mengerjakan tahap selanjutnya jika tahap yang sebelumnya belum selesai. Belajar gaya analitik cenderung menggunakan logika dalam belajar. Mudah menangkap fakta-fakta yang berhubungan. Serta biasanya membutuhkan cukup waktu dalam belajar. Berikut adalah ciri-ciri gaya belajar analitik:
– menyukai sesuatu yang bersifat teka-teki
– sulit fokus terhadap banyak hal
– cenderung lebih suka sendiri dalam belajar, sebab ia memiliki waktu yang banyak untuk belajar
Tips-tips yang dapat diterapkan pada gaya belajar analitik:
– gunakan soal seperti teka-teki
– gunakan clue-clue dalam memberikan contoh masalah
– gunakan metode yang baku dalam memecahkan persoalan sebagai pedoman ia sewaktu mengerjakan soal
– beri waktu sendiri
– beri waktu yang cukup panjang untuk belajar
5. Gaya Belajar Global
Jika gaya belajar analitik cenderung berangkat dari pecahan fakta, lain halnya dengan gaya belajar global. Gaya belajar global biasanya memandang persoalan secara keseluruhan. Ia justru bisa bekerja sama dengan orang lain, namun sulit fokus pada satu hal saja. Anak dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Ini adalah ciri-ciri dari gaya belajar global:
– sulit menjelaskan sesuatu secara sistematis
– tidak menyukai tahapan tertentu
– mengerjakan menggunakan metode acak
– senang bekerja sama dengan orang lain
– sulit mengerjakan sesuatu yang rumit
Tips-tips dalam proses belajarnya:
– gunakan kelompok dalam belajar
– bebaskan anak dalam memecahkan sesuatu
– sederhanakan dalam menjelaskan sebuah informasi
– tidak memberikannya tahapan atau metode yang baku
Setiap anak bisa jadi tidak hanya mempunyai satu gaya belajar. Bisa juga kombinasi dua atau tiga dari gaya belajar di atas. Hanya saja nanti prosentase yang lebih dominan di gaya belajar tertentu. Sehingga orang tua harus jeli dalam memahami gaya belajar anak.