Parenting

Kesalahan Saat Mendidik Anak Bandel

Kesalahan Saat Mendidik Anak Bandel

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda yang terbentuk secara alami sejak ia balita. Karakteristik anak dapat terbentuk secara alami namun ada juga yang terbentuk karena pola asuh dari orang tua dan lingkungan. Misalnya sikap pembangkang anak, kini banyak penelitian yang menyebut bahwa sikap ini banyak muncul pada generasi anak modern masa kini. Jika diamati, dengan begitu mudah anak menjadi anak yang tidak menurut dan kebiasaan tersebut makin parah jika peran orang tua gagal menjadikan anak penurut. Namun, apakan semua itu kesahalan anak sepenuhnya? Kita harus tahu, bahwa anak adalah tanggung jawab orang tua dan kesalahan saat mendidik anak bandel bisa saja muncul dari peran orang tua yang tidak tepat.

Sponsor: kezia skin expert

Kebiasaan positif anak dapat muncul karena peran aktif dari orang tua. Orang tua kadang tidak sabar mendidik dan memperbaiki tingkah laku anak, akibatnya anak menghasilkan sifat pembangkang. Sikap emosi dan senang memarahi anak bukan solusi mendidik anak yang terbaik. Alih-alih ingin menjadikan anak penurut dan disiplin, justru dapat membentuk karakter baru anak. Teriakan dan hukuman secara fisik juga dapat mempengaruhi kondisi spikologis anak, dan mengakibatkan anak mudah menarik diri, tidak percaya diri atau bahkan sebaliknya, menjadi anak yang kurang tahu diri. Agar hal tersebut tidak sampai pada Anda, lebih baik kenali beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua yang dapat menciptakan karakter bandel pada anak.

1. Memberikan predikat “nakal”

Saat anak bertingkah laku bandel, kadang kita gemas dan mencapnya dengan predikat “nakal”. Sebaiknya anda tidak terburu-buru memberikan predikat tersebut yang justru dapat membuat anak tidak percaya diri. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan dan menganggap bahwa dirinya layak disalahkan. Jika predikat tersebut terlanjur diberikan pada anak, maka mereka akan menggap bahwa dirinya tidak layak menjadi anak yang baik.

2. Menunjukkan respon langsung

Menurut Ed  Christophersen, PhD, psikolog anak dari Kansas mengungkap bahwa kesalahan orang tua yang sering dilakukan yaitu merespon kebiasaan buruk anak dengan mudah. Misalnya, saat anak memecahkan piring atau merusak mainan milik orang lain, orang tua kadang langsung merespon dengan memarahi anak. Sikap tenang lebih lama justru lebih baik, paslnya dengan sendirinya anak akan menyadari kesalahannya.

3. Pesimis dan bersikap acuh

Saat anak melakukan kesalahan, menggerutu dan marah adalah sikap yang sering dilakukan orang tua kepda anaknya. Hal tersebut bukan langkah untuk menyelesaikan masalah secara bijak. Sementara menurut pakar keluarga sekaligus penulis Robin  H-C, mengungkap bahwa memberi anak label buruk bukan hal positif.

4. Tidak menjadi contoh yang baik

Hindari membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Entah itu dari segi kepandaian atau tingkah laku. Mereka memiliki perilaku dan karakter yang berbeda, yang membutuhkan saran dan tuntunan yang lebih baik agar menjadi pribadi luar biasa sesuai bakatnya. Jadi, berikan mereka contoh yang nyata dan bersikap positif. Jika anak melakukan kesaahan, jangan suka mengomentari hal yang seharusnya tidak penting Anda komentari.

1
100%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top