Parenting

Jangan Didik Anak Menjadi Generasi Home Service

Jangan Didik Anak Menjadi Generasi Home Service

Ketika anak Anda sudah mampu melakukan sesuatu hal yang menurut Anda benar, apakan hal tersebut bisa membuatnya melakukan hal serupa di waktu yang berbeda? Keterkaitan anak dengan generasi home service sudah sejak lama menjadi polemik orang tua. Istilah anak home service sendiri mengacu pada sikap dimana anak ingin selalu dilayani oleh orang tuannya.

Sponsor: dr rochelle skin expert

Sperti kebanyakan orang tua lainnya, mungkin Anda ingin anak-anak menjadi pribadi yang berkarakter, dengan sifat-sifat positifnya yang berkembang. Tetapi, faktanya tak sdikit para orang tua yang menerapkan metode keliru. Salah satunya melakukan banyak hal agar anak merasa bahagia karena semua hal yang ia inginkan dapat terpenuhi. Padahal terlalu nyaman dengan kondisi tersebut, dapat membuat anak tidak mandiri bahkan manja. Itu sebabnya jangan didik anak menjadi generasi home service adalah langkah benar untuk mengingatkan kita sebagai orang tua.

Jangan Didik Anak Menjadi Generasi Home Service

Apa sih anak generasi home service itu?

Istilah ini muncul tak kala kebiasaan yang terjadi melalui anak kurang baik, yakni anak ingin kebutuhan atau keinginannya terpenuhi dan minta dilayani. Hal tersebut muncul kepada mereka yang semasa kecilnya sudah terbiasa mendapatkan pelayanan penuh dari orang tuannya. Oleh karena kepedulian orang tua terhadap kondisi tersebut sudah sepantasnya dilakukan mengingat tumbuh kembang dan kemandirian anak hanya bisa lahir jika mereka diajarkan cara hidup mandiri. Dalam ilmu parenting pun telah menyebut bahwa orang tua tidah boleh hanya membiasaan anak mendapat pelayanan dengan mudah, sebab cara seperti itu akan terbawa oleh anak hingga ia dewasa. Pentingnya memiliki sikap kemandirian pada anak adalah hal yang harus semua anak miliki dan semua orang tua ajarkan.

Lalu bagaimana cara mengajarkan anak agar dapat tumbuh yang jauh dari generasi home service?

1. Biasakanlah anak tumbuh dengan tantangan

Menurut Carol Dweck seorang Psikolog dari Stanford University pada bukunya yang berjudul The New Psychology of Success menyebut bahwa hadiah terpenting dari orang tua kepada anaknya adalah tantangan. Namun masalahnya tidak semua orang tua terbiasa melakukan hal serupa. Kita dapat mengamati bahwa begitu banyak orang tua yang mencoba membantu anaknya dalam menyelesaikan pekerjaan sekolahnya. Bukan justru memberikan tantangan, para orang tua tersebut akan memberi anak cara instan dalam mengambil tidakan. Alhasil, di kemudian hari anak jadi tidak terbiasa menyelesaikan tugas sekolahnya secara mandiri. Orang tua boleh membantu jika anak tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, asal tidak melakukannya hingga anak tidak sama sekali melakukan tantangan tersebut.

2. Jangan ikut campur urusan anak saat ia bertengakar

Kasus lain yang bisa tidak membiasakan anak mandiri ikut campur saat anak melakukan pertengkaran dengan temannya hanya karena soal mainan. Anak bermain kemudian bertengkat dan akhirnya berebut mainan adalah hal yang biasa. Jika Anda terlalu ikut canpur misalnya dengan mengintimidasi atau memarahi anak lain, maka anak Anda akan berusaha mencari jalan keluar saat masalah yang sama hadir untuk kedua kalinya. Biarkan mereka menyelesaikan masalahnya dengan temannya secara mandiri. Tetapi jika anak belum mengerti artinya perkelahian dan solusi mengatasinya, maka jelaskan apa yang harus dilakukannya. Jadi, jangan jadikan diri Anda sebagai senjata untuk anak membela diri.

3. Jangan terlalu banyak melarang

Karena rasa keingin tahuan yang tinggi, anak akan banyak mencari cara untuk mengetahuinya lebih luas, Jadi ketika rasa penasarannya mulai tiba, jangan Anda terlalu membatasi atau melarangnya melakukan sesuatu. Jika Anda terlalu membatasi, maka anak akan menjadi takut dan hasilnya ia sulit melakukan sesuatu dengan mandiri dan hanya bergantung pada orang lain. Sesekali biarkan anak melakukan sesuatu sesuai keinginannya selama tidak membahayakan buatnya. Biarkan anak mengetahui dampak dari tindakan yang ia lakukan misalnya jika ia bermain air kotor maka bisa menyebabkan sakit perut. Anda cukup mengingatkan tentang resiko supaya anak bisa lebih berhati-hati. Dengan begitu anak akan mengerti tentang dampak dari tindakannya secara nyata tanpa harus Anda beritahu.

4. Latih anak untuk bertanggung jawab

Sudahkah Anda melatih anak dengan rasa tanggung jawab. Menurut catatan Ali bin Abi Thalib r.a, mendidik anak harus diajarkan dalam tahap yakni mengajak anak bermain saat usianya tujuh tahun pentama, kemudian ajarkan kedisiplinan di tujuh tahun kedua, dan jadikan anak sebagai sahabat di tujuh tahun ketiga. Ketika usia anak 7 tahun kebawah, maka orang tua dapat mendidiknya sambil bermain. Ajarkan ia tanggung jawab dengan tetap mengontrol hingga anak benar-benar dapat mandiri. Saat usia anak memasuki 7 hingga 14 tahun, maka orang tua wajib melatihnya belajar disiplin seperti mengertajan RP, belajar dan bermain tepat waktu. Anda bisa ajarkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misal mencuci piring. Kemudian saat anak akan menginjak remaja yakni usia 14-21 tahun maka bersikaplah sebagai teman atau sahabatnya.

Itulah beberapa sikap yang sebaiknya ada dalam diri orang tua agar tidak menciptakan anak sebagai generasi home service. Sikap tidak memanjakan anak dengan tantang dan sesuatu dengan tanggungjawab adalah modal utama orang tua membentuk karakter anak yang mandiri dan solid pada kehidupannya.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top