Parenting

Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

Cara mengatasi tantrum pada anak harus dilakukan dengan benar agar anak Anda bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Anak usia pra sekolah terkadang sering melakukan kemarahan yang tak lazim seperti berbaring di lantai, berteriak keras, menendang benda disekitar dan sebagainya. Kondisi tantrum seperti itu sering dilakukaan pada balita usia 1,5-4  tahun. Sikap yang ditunjukannya bisa berawal dari rasa ketidak senangan pada objek atau lingkungan tertentu.

Sponsor: perawatan wajah

Jenis temper tantrum dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama usia dibawah 3 tahun dapat diamati dengan ekspresi menangis atau menendang, menjerit, memukul, bahkan membenturkan kepalanya ke tembok. Temper tantrum kedua terjadi pada usia 3-4 tahun yang bisa diamati dengan ekspresi kemarahan sambil membanting, merengek, mengkritik hingga menghentakan kaki. Jenis tantrum ketiga sering dialamai pada usia 5 tahun ke atas yaitu anak suka mengkritik diri sendiri, memukul dan senang merusak benda disekitarnya.

Penyebab temper tantrum bisa muncul karena anak tidak mendapatkan sesuatu dan akhirnya melampiasakannya dalam bentuk ekspresi-ekspresi kemarahan. Tantrum juga bisa disebabkan oleh ketidak mampuan anak dalam mengungkapkan keinginannya sehingga ia ingin orang tuanya lah yang harus memahaminya. Penyebab lainnya bisa karena perasaan tertekan, stress, dan pola asuh yang terlalu dimanja. Pola asuh dari orang tua adalah hal paling mendasar yang harus diperhatikan, sebab anak akan meniru perilaku sehingga ia akan mengikuti kebiasaan orang tuannya. Pengaruh kesadaran diri juga menjadi pendorong perilaku anak baik itu nilai moral atau etika. Kemudian penyebab akibat peran orang tua adalah ada disiplin yang tidak konsisten, orang tua yang suka mengkritik orang, terlalu protektif, lalai, dan masalah emosional keluarga. Terakhir yang sangat penting adalah komunikasi antara orang tua dan anak haruslah dengan pola komunikasi yang baik sehingga dapat membentuk hubungan yang baik sehingga anak dapat terhindar dari sikap temper tantrum. Diluar itu, tantrum pada anak bisa diakibatkan oleh rasa lapar atau kelelahan.

Cara mengatasi anak tantrum:

1. Pola asuh

Sebagai orang tua, Anda harus dapat belajar bagaimana caranya memelihara dan melakukan disiplin secara efektif. Jika Anda terlalu permisif dan tidak melakukan disiplin yang tepat maka Anda tidak akan mendapatkan hasilnya. Sementara terlalu otoriter juga tidak baik untuk pola asuh anak. Jadi langkah yang bisa dilakukan adalah mencoba untuk mendengarkan suara anak. Sebaliknya gaya asuh otoriter justru akan mengekang hak-hak anak. Jadi intinya adalah seimbang dalam mengasuh anak dan tahu waktu yang tepat untuk bertindak disiplin dan kapan harus mendengarkan keinginan anak. Sementara untuk dapat menangani anak tantrum tak bisa sembarangan.  Orang tua harus memberikan pembinaan tentang bagaimana anak harus belajar mengontrol diri dan mengatasi emosinya. Jika dibiarkan maka kedepannya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang egois.

2. Bersikap tenang

Cukup sulit menghilangkan kebiasaan anak tantrum sebab mereka sering mengekspresikan kemarahan yang berlebih. Bersikap tenang saat menghadapi anak yang mengalami temper tantrum adalah hal paling baik dilakukan. Jangan ikut meluapkan emosi dan kemarahan pada anak. Jangan terburu-buru berkonsultasi atau  bertanya “kenapa dengan anak saya”, “saya bingung menghadapinya”, “saya tidak tahu kenapa dia begitu” atau “bagaimana solusinya”, jika Anda  sendiri belum malakukan observasi pada anak.

3. Cari tahu dan pelajari penyebab

Anak tantrum cenderung mudah marah jika mereka merasa lapar, sakit, bosan, kelelahan, bahkan frustrasi. Untuk dapat mengetahui penyebabnya, tentu membutuhkan observasi hingga beberapa minggu. Tak cukup sehari atau dua hari saja. Selanjutnya catatanlah perilaku keseharian anak, dan pelajarilah. Lihat kembali catatan Anda bahwa kapan anak mulai mengalami kemarahan dan penyebabnya.

4. Perhatikan gejala tantrum

Sebelum emosi yang berlebihan anak muncul, ia akan menunjukkan beberapa tanda-tanda bahwa ia sedang merasa kesulitan melakukan sesuatu atau bahkan frustrasi. Misalnya saat anak sedang menyelesaikan tugas atau sesuatu, tiba-tiba ia membuang kertas atau apa yang ada di tangannya. Tingkal laku lainnya seperti menarik napas dalam, menyatakan sikap manja atau, perubahan mimik wajah atau mulai rewel. Jadi jika anak sudah mulai menunjukkan gejala tersebut, maka langkah yang bisa dilakukan adalah memberikan pertolongan pertama yaitu mengalihkan perhatiannya.

5. Alihkan perhatian anak

Cepat dan tanggap dalam mengatasi anak mulai tantrum adalah langkah awal yang bisa dilakukan. Buatlah anak memperhatikan sesuatu yang dapat menarik perhatiannya. Anda juga bisa ajak ia melakukan hal menarik yang disukai. Atau, tawarkan pula tontonan, permainan edukatif atau buku-buku bergambar atau cerita. Mengalihkan perhatian anak tantrum sangat penting agar ia tidak terlalu lama meluapkan emosi dan kekesalan secara berlebihan. Namun, jangan terlalu sering memberikan hadiah atau imbalan pada anak karena bisa membuat ia semakin manja dan menjadi senjata ampuh untuk melakukan hal sama.

6. Pindahkan ke lokasi yang aman.

Anak-anak dengan gejala seperti ini cenderung suka melempar benda yang ada di sekeliling. Bahkan ada anak yang suka berguling, menendang, atau membenturkan durinya. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, maka segeralah pindahkan anak ke tempat yang lebih aman dan terbebas dari barang-barang yang bisa ia rusak.

7. Jangan tertawakan atau memarahi anak

Anak yang sedang tantrum tidak boleh ditertawakan, karena mereka akan beranggapan bahwa marah adalah hal yang lucu. Selain itu, menertawai tingkah anak yang sedang tantrum justru dapat membuat gejolak tantrumnya semakin menjadi. Jadi, semakin keras Anda tertawamaka, semakin hebat pula anak akan menangis. Sebaliknya, memarahi anak juga bukan tingkah laku yang benar. Anak tantrum tidak boleh diatasi dengan emosi yang meledak, karena bisa jadi dikemudian hari ia akan merasa lebih frustasi dan dapat berimbas pada tingkah lakunya di masa depan.

8. Abaikan keinginan anak

Sesekali anak tantrum juga harus belajar bahwa setiap keinginan mereka harus disampaikan dengan sopan dan baik. Mereka harus mengerti bahwa marah, berteriak, bahkan menangis bukan cara untuk mereka mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Anak harus mengerti  bahwa orangtua adalah orang yang memegang kendali, dan bukan mereka. Maksudnya, anak boleh mengungkapkan keinginannya tetapi tidak semua keinginannya harus dipenuhi. Jadi sebagai orang tua, sikap mampu mengendalikan diri anak jauh lebih penting ketimbang Anda yang harus dikendalikan oleh anak-anak.

9. Pelukan hangat

Berikutnya adalah memberikan pelukan saat anak mulai mengalami gejala tantrum. Birkan tantrum mereka reda dengan pelukan Anda. Meskipun mereka merajuk didepan umum, jangan malu jika anak mulai marah dan berteriak. Beri jeda agar mereka meluapkan emosi sesekali kemudia peluk anak dan biarkan ia menangis di pundak Anda. Beri perhatian agar mereka mengerti bahwa Anda adalah orang pertama yang paling mengerti perasaannya sehingga ia mudah mengatakan hal yang ia inginkan.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top