Parenting

Cara Mengasuh Anak Autis

Cara Mengasuh Anak Autis

Mengasuh anak autis atau yang disebut dengan anak berkebutuhan khusus, adalah pekerjaan yang menantang dan penuh kesabaran. Terlebih  bagi orang tua yang belum pernah memiliki pengalaman dalam hal menangani anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Cara mengasuh anak autis sangat berbeda dengan cara mengasuk anak normal. Meski memiliki daya belajar yang lambat, bukan berarti mereka tidak sanggup belajar, justru dengan latihan khusus, maka mereka sanggup membaca, menulis, dan sebagainya.

Sponsor: cream pemutih wajah

Autis adalah kelainan genetik yang disebabkan karena adanya gangguan carebellium dan perubahan korteks yang mempengaruhi perkembangan otak. Banyak yang beranggapan penderita autis adalah anak yang bodoh atau kurang waras dan sebuah permasalahan yang tidak dapat disembuhkan. Namun demikian penderita autis dapat diubah menjadi anak yang normal seperti lainnya dengan pengobatan dan terapi kesehatan untuk penderita autis. Anak yang menderita autis membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih dari orang tua dalam pengasuhannya. Sementara di sekolah khusus, anak-anak autis juga diajarkan teknik belajar aritmatika, tata bahasa, dan sebaginya. Perlu kesabaran dan ketekunan saat menghadapi anak-anak dengan autisme. Jika muncul perilaku agresi, agitasi, atau emosi dari orang tua dan giri, justru akan berpengaruh negatif terhadap proses belajar dan perilaku. Berikut ini cara mengasuh anak autis yang dapat dilakukan oleh orang tua :

1. Dukungan dan kasih sayang keluarga. Anak yang menderita autis tidak boleh diabaikan begitu saja karena dapat mempengaruhi perkembangan penderita dan memperparah keadaan anak autis. Berikanlah kasih sayang dan dukungan terhadap anak autis agar mentalnya menjadi kuat serta tidak membeda-bedakan antara yang normal dan yang autis. Dengan kasih sayang serta dukungan dari pihak keluarga penderita autis dapat berangsur-angsur akan menjadi anak yang sama dengan anak normal. Maksudnya disini, buka merubahnya menjadi anak normal seperti yang lain, tetapi memberikan hak yang sama. Karena anak kebutuhan khusus tidak bisa kita rubah, sebagaimana kodratnya yang telah diberikan oleh Tuhan YME.

2. Komunikasi yang baik. Selain kasih sayang dan juga dukungan dari keluarga, menjalin komunikasi yang baik dengan penderita autis akan menyemangati mereka. Dengan berkomunikasi secara perlahan akan membuat fikiran anak menjadi terbuka dan tidak menjadi anak yang pendiam. Karena pada umumnya penderita autis bersifat pendiam dan bahkan sering merasa minder. Selain dengan berkomunikasi melalui pembicaraan Anda juga harus bisa memahami bahasa tubuh anak autis. Terkadang anak autis sangat sulit untuk berbicara atau berkomunikasi secara lisan maupun tertulis. Untuk itu memahami bahasa tubuhnya sangatlah diperlukan, jangan paksakan anak autis untuk berbicara sesuai keinginan Anda, karena jika dipaksakan anak akan merasa jengkel dan sifat tempramennya akan keluar. Gunakan juga kalimat ata kata-kata sederhana, pendek dan jelas agar mereka paham apa yang tengah Anda komunikasikan pada mereka. Jangan gunakan kalimat panjang dan kompleks karena akan membuat mereka tambah bingung. Agar mereka lebih terbiasa, lakukan metode tulis ulang.

3. Mengikuti kemauannya. Penderita autis cenderung bersifat tempramen dan mudah sekali merasa marah jika keinginnya tidak dituruti. Untuk itu ada baiknya sebagai orang tua hendaknya mengikuti segala kemauannya asalkan tidak bersifat negatif. Dengan mengikuti kemauannya, anak yang menderita autis akan merasa senang. Sementara jika mereka merasa senang maka penderita autis akan mudah untuk dididik sama seperti anak yang normal.

4. Berikan pendidikan yang tepat. Walaupun anak menderita autis masalah pendidikan tetap harus diutamakan. Namun dalam memberikan pendidikan, jangan pernah samakan denan anak normal lainnya. Dalam hal ini, sekolah khusus untuk anak berkebutuhan sangat penting untuk membantu teraphi mereka. Dalam urusan pendidikan pilihkan tempat yang tepat untuk anak penyandang autis seperti SLB ataupun taman bermain kusus anak-anak berkebutuhan khusus, dengan guru dan sistem pengajaran yang jelas berbeda dari sistem pengajaran umum. Karena dalam sekolah yang khusus menangani anak yang memiliki kebutuhan khusus akan berbeda dengan sekolah atau tempat pendidikan lainnya.

5. Lakukanlah terapi dan pengobatan. Pada saat ini ada beragam terapi yang diperkenalkan untuk mengobati penderita autis. Contohnya seperti terapi renang dan pemberian terapi untuk membantu anak berkebutuhan khusus lainnya. Jika terapi ini rutin dilakukan maka akan terlihat perbedaanya. Anak akan cepat menyesuaikan, pandai, mudah mengerti dan paham apa yang baik dan salah. 

6. Jangan ubah jadwal. Kebanyakan anak-anak autis sangat tidak suka bila aktivitas atau rutinitas harian mereka diruba-ubah dalam artian divariasi. Mereka cenderung lebi peka dengan rutinitas yang sama dan kebiasaan yang berulang. Jadi, sebaiknya tidak melakukan perubahan jadwal harian untuk anak dengan autisme. Tetapi, bukan tidak mungkin jika Anda melakukan sedikit modifikasi jadwal aktifitas mereka bila dibutuhkan.

7. Memilih gaya belajar dan mengenali masalahnya. Pemilihan gaya belajar yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus, memang sangat dianjurkan. Bila mereka diperkenalkan dengan metode atau gaya belajar yang sama dengan anak normal, maka kebutuhan yang seharusnya mereka dapatkan tidak akan sampai.  Meski beberapa anak autis memiliki kemampuan yang cepat dalam menyerap informasi seperti ada yang cepat mengerti pelajaran dengan cara mendengar, atau ada yang hanya mengerti pelajara dengan gaya belajar visual saja. Jadi, carilah metode tepat untuk membantu anak fokus pada apa yang diajarkan, jangan sampai mereka kehilangan minat dalam belajar, dan ajak mereka belajar sesuai kemampuan agar dapat beradaptasi dengan lebih baik. Cari media pengantar yang cocok seperti gambar, suara atau permainan utama dalam belajar.

1
100%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top