Parenting

Cara Mendisiplinkan Anak Sesuai Usia

Cara Mendisiplinkan Anak Sesuai Usia

Mengajarkan kedisiplinan pada anak, adalah tanggung jawab semua orang tua. Dengan memberikan cara disiplin yang baik, maka anak akan belajar mengenai tanggung jawab terhadap dirinya dan masa depannya. Meski bersifat penting, pasalnya banyak orang tua yang salah memberi contoh bagaimana mengajarkan disiplin. Pola pendidikan yang diterapkan juga harus tepat supaya anak tumbuh dengan pribadi yang baik. Namun ibu, mengajarkan disiplin anak juga harus diimbangi dengan kondisi dan kebutuhan anak. Jangan sampai Anda mengajarkan cara disiplin anak remaja kepada balita atau anak usia sekolah dasar. Oleh karena itu, sebelum bertindak gegeabah ada baiknya mengerti cara mendisiplinkan anak sesuai usia.

Sponsor: dr rochelle skin expert

Seiring bertambahnya usia, anak akan mudah menunjukkan perilaku sesuai dengan perkembangan tahapan usianya. Manfaat yang bisa didapat orang tua bila sukses mendidik anak mereka berperilaku disiplin yang baik yaitu mampu mengantarkan mereka siap terjun ke lingkungan sosial sehingga mereka akan mudah berinteraksi dengan baik, serta menjadi pribadi positif yang menyenangkan. Mendisiplinkan anak sudah menjadi hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap orangtua. Anak akan memiliki karakter bertanggung jawab, dan pastinya mampu menjadi orang yang siap bermasyarakat dikemudian hari. Setiap orangtua juga memiliki cara dan seni mendisiplinkan anak yang berbeda. Karena hal tersebutlah, maka Anda harus tahu cara tepat mengajarkan anak disiplin sesuai tahapan usia. Dan berikut cara yang bisa Anda lakukan.

1. Usia 0 – 2 tahun

Memasuki usia 2 tahun, anak memilki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, maka tak heran jika anak usia tersebut sering bertanya akau mengeksplor banyak hal yang baru ia temui. Pada usianya, anak terlihat sangat aktif sehingga Anda harus tanggap mengatasi kebutuhannya. Ketika mengajarkan kedisiplinan, Anda tidak perlu menerapkan banyak aturan terhadapnya. Sebagai tahap awal, Anda pun bisa menerapkan kedisiplinan anak dengan sangat lembut dan mudah dimengerti. Jangan lakukan cara yang membahayakan buatnya, dan bila mereka sulit diatur, jangan pernah paksa mereka untuk menuruti apa yang Anda mau atau memarahinya dengan sanagt tegas. Sebaiknya kontrol tingkah lagu mereka dan berikan mereka contoh yang baik berdampak besar terhadap perilaku positifnya.

2.Usia 3 – 5 Tahun

Pada tahapan 3 sampai 5 tahun, anak cenderung mulai bisa mengerti apa yang Anda sampaikan. Memperbanyak komunikasi dan motivasi sangat penting untuk tumbuh kembangnya nanti. Pada usia golden age ini, anak sudah mulai mengenal apa yang baik dan benar serta mengerti konsekuensi terhadap tindakan yang dilakukan. Cara yang tepat dalam mendisiplinkan anak usia ini yaitu dengan menerapkan aturan yang jelas dan pasti. Tetapi, jangan pernah membentak dengan keras atau memarahinya secara berlebihan. Karena hal tersebut dapat berdampak pada pola pikir mereka. Jangan pernah memberikan sanksi yang sangat berat atau menyakiti karakternya. Berikan arahan dan motivasi yang jelas dan pasti.

3. Usia 6 – 8 Tahun

Pada usia ini, anak sudah mulai belajar mengenal hal baru, bersosialisasi dan mulai pandai berfikir baik dan benar. Saat Anda memutuskan memberikan disiplin, maka mulailah dengan menerapkan aturan yang jelas dengan konsekuensinya.  Saat Anda menerakan disiplin pada mereka, maka Anda juga harus siap bila anak akan banyak menentang. Bila ada pertentangan dari mereka, maka Anda harus bersikap tegas, konsisten dengan aturan yang sudah dibuat, bila harus menghukumnya berikan hukuman yang positif dan tidak mencela karakternya. Sebab bila Anda rajin mencela anak ketika ia sering melakukan kesalahan, maka anak makin lama akan mudah menjadi penentang.

4. Usia 9 – 12 Tahun

Pada usia ini, anak sudah mulai memasuki tahap remaja, dimana akan muncul gejolak jiwa dan ulai mengenal banyak hal yang lebih baru. Dari yang sebelumnya tunduk denagn aturan, pada usia ini anak mulai berani melakukan tindakan sesuai keputuhan dan hati nuraninya. Oleh karena itu, tugas orang tua lebih lanjut adalah mengajarkan cara disiplin yang baik, tegas, konsisten dan mampu memberikan nasihat dan solusi. Boleh Anda membentak sesekali, namun jangan lupa untuk memberikan soft selling agar mereka mengerti makna dari apa yang Anda utarakan.

Cara baik mengajarkan disiplin anak:

Namun yang terpentinga adalah mendisiplinkan dengan cara bijak dan menyenangkan agar tetap menjadi panutan yang bisa diandalkan oleh anak. Anda pun bisa mencoba menerapkan contoh disiplin pada anak tanpa emosi dan kekerasan. Beriku cara yang seharusnya Anda lakukan sebagai orang tua yang baik:

1. Konsisten. Buatlah aturan yang adil dan konsiste pada setiap aktifitas anak termasuk termasuk konsisten pada jam makan, jam tidur, bermain dan jadwal aktivitas lainya. Memberikan jadwal untuk aktifitasnya mamabu memberikan perasaan lebih nyaman, menggembirakan dan membuat anak makin tahu tanggung jawabnya. Jika Anda tidak konsisten, maka akan membuat anak mudah berontak sebagai suatu bentuk ekspresikan dan protes.

2. Hindari stress. Jangan bergarap bila anak Anda akan menjasi pribadi yang bertanggung jawab bila mereka sering dihadapkan pada kondisi tertekan seperti ledakan emosi yang Anda utarakan atau memukulnya bila anak salah melakukan sesuatu. Lapar dan ngantuk adalah pemicu umum anak menkadi rewel dan manja. Sebagai orang tua sudah seharusnya mengerti apa yang membuat anak melanggar kesalahanna, jadi jangan sampai Anda meluapkan emosi pada anak yang berada dalam kondisi kurang fit atau lelah.

3. Pahami sudut pandang anak. Ketika Anda memaksakan kehenda yang tidak diinginkan anak, maka akan berujung pada rasa frustasi sehingga memunculkan ekspresi kecemasan seperti menangis atau marah. Gunaka cara mendisiplinkan anak dengan prespektif atau sudut pandang mereka, misalnya bila anak sulit melakukan cara disiplin yang Anda terapkan pada cara pertama, bisa menggunakan alternative pilihan agara mereka tetap bisa menghargai orang tua.

4. Teknik pengalihan. Mengalihkan perhatian anak juga bisa menjadi solusi meminimalkan potensi yang membuatnya melakukan kesalahan. Cara ini lebih efektif ketimbang ucapan. Misalnya, bila anak ngotot ingin bermain bola, anda bisa memberinya dengan buku cerita yang menarik.

5. Berusaha tetap tenang. Tidak mudah untuk  menjaga emosi tetap stabil saat Anda menjumpai anak yan melanggar, mengamuk atau rewel. Jangan pula tergesa-gesa dalam memutuskan suatu perkara. Cari solusi dengan tetap tenang tanpa banyak bicara.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top