Alat Untuk Menghitung Asupan Kalori. Menghitung asupan kalori yang masuk setiap harinya tidaklah semudah membalikkan telapak kaki. Oleh karenanya para peneliti New York mengembangkan sebuah kalung yang dapat menghitung jumlah asupan kalori berdasarkan suara yang terdengar saat anda mengunyah.
Oddity central (25/03) telah mengabarkan bahwa, para peneliti komputer di Universitas Buffalo telah membuat perangkat tekhnologi yang diberinama AutoDietary. Ide yang muncul awalnya adalah ingin mengenali setiap makanan yang dihasilkan, saat suara kunyahan itu muncul. Oleh karenanya merka saat ini tengah mengumpulkan data suara kunyahan dari beragam jenis makanan, untuk diaplikasikan pada Alat Untuk Menghitung Asupan Kalori tersebut.
Data tersebut nanti nya akan terintegrasi di dalam sebuah aplikasi yang mendukung fungsi kalung untuk menghitung kalori tersebut. Peneliti tersebut bernama So Wenyao Xu, sang pencetus tekhnologi inovatif tersebut. Saat ini ia juga bekerjasama dengan para peneliti dari Univesitas Northestern China, guna membuat kalung itu.
“belum ada sebuah perangkat tekhnologi yang dapat dikenakan mampu untuk memberi tau seberapa banyak kalori yang telah di bakar, namun menciptakan tekhnologi andal untuk mengukur jumlah asupan kalori tidaklah mudah. Banyak orang yang lupa atau ingin melupakan apa yang telah mereka makan,” tutur Xu.
AutoDietary berbentuk seperti kalung yang pas digunakan di leher. Kalung tersebut memungkinkan sebuah mikrofon kecil untuk merekam suara seseorang di saat mengunyah dan juga menelan makanan. Suara yang terekan tesebut lalu dikirimkan melalui aplikasi handhphone pinter via bluetooth. Nantinya suara yang terdengar tersebut menjadi sebuah database yang dapat diidentifikasikan serta dibandingkan.
Dalam penelitian tersebut, Xu dan juga tim, AutoDietary mampu dalam mengidentifikasi makanan dan minuman yang telah dikonsumsi para partisipan dengan tingkatan akurasi sebesar 85 persen. Perangkat ini memiliki keterbatasan untuk membedakan makanan serupa dalam tekstur dan juga bunyi kunyahan. Contohnya saja corn flakes beku dan biasa.
Alat ini pula juga belum bisa menentukan jumlah total nilai kalori, ketika makanan yang dikonsumsi tersebut mengandung lebih dari beberapa bahan. Namun begitu, Xu berencana untuk mengatasi masalah dengan menambahkan sebuah perangkat biomonitoring, guna menyempurnakan penelitian alatnya tersebut.
Cara kerjanya yaitu ketia kalung mendeteksi penggunanya yang sedang makan makanan umum, maka pernagkat tambahan biomonitoring ini akan teraktivasi untuk mengukur tingkat kalori via kadar gula dalam darah dan indikator lain di dalam tubuh.
Terlepas dari kekurangan itu semua, namun alat AutoDietary ini adalah konsep yang cukup rapi. Tak hanya dapat mengumpulkan dan juga menampilkan sejumlah informasi diet pada aplikasi, namun perangkat ini mampu untuk memberikan tips makan sehat.
Xu percaya bahwa hal ini sangatlah bermanfaat untuk orang orang yang tengah mengalami diabetes, obesitas, serta gangguan usus dan juga kesehatan lainnya. Semoga bangsa indonesia pun dapat menciptakan alat yang lebih canggih pula.