Sebuah rasa takut merupakan sesuatu yang wajar. Hampir setiap orang memiliki hal tersebut. Anak yang berada dalam masa perkembangan biasanya sering engalami ketakutan berlebih atau biasa disebut paranoid. Paranoid ini disebabkan sering melihat film horror, cerita dari guru atau teman, atau hal-hal lain dalam kehidupan sehari-hari anak. Namun apabila rasa takut yang berlebihan dan itu menimpa anak kita, tentu kita pun akan panik dan khawatir terhadapnya. Berikut akan dibahas mengenai terapi untuk anak yang memiliki ketakutan berlebih.
Sponsored: kezia skin expert
- Apabila buah hati Anda takut pada suara gaduh atau suara yang ramai, Anda bisa mengajak mereka ke taan atau pegunungan yang sepi. Mintalah anak untuk meluapkan suara dengan berteriak-teriak. Mintalah anak agar melakukannya dari suara pelan dan lebih keras lalu semakin keras. Kemudian minta agar anak berteriak sepuasnya. Setelah itu berikanlah motivasi dan pengertian agar tidak takut pada kebisingan.
- Kak Lea juga memiliki pengalaman yang menarik dari satu diantara sahabatnya. Ada seorang anak yang ketakutan saat mendengar suara hujan dan suara adzan. Sang bunda sudah mencoba menjelaskan bahwa hujan berasal dari suara air dan adzan datangnya dari (suara manusia) di masjid. Namun hal itu tidak membawa perubahan berarti. Sang bunda menemukan jawabanya ketika sang bunda melihat seekor kecoak. Kenapa? Karena saat melihat kecoak sang bunda bereaksi dengan SUPER HEBOH. Sang Bunda juga berpikir jika saat hujan turun, sang bunda pasti langsung dengan hebohnya buru-buru mengangkat jemuran. Pada saat adzan berkumandang, sang bunda dengan hebohnya, buru-buru menyelesaikan pekerjaannya. Anak pun saat melihat hal ini, tentu memiliki pemikiran yang lain. Karena di alam bawah sadar sang anak, hal yang biasa pun bisa menjadi hal yang luar biasa dan super heboh. Dalam hal semacam ini, kita bisa belajar bahwa saat sang anak mengalami rasa takut yang berlebihan, akan lebih baik bila kita tidak memvonis anak ini dan itu yang malah bisa memperparah keadaannya. Namun kita mencoba melihat pada diri kita sendiri sebagai orangtua. Karena terkadang, rasa takut yang dialami sang anak, kitalah yang menciptakannya.
- Pengalaman ini dialami oleh Putri. Sang anak mengalami ketakutan mendengar suara blender. Bunda mencoba menyembuhkan sang anak dengan melatih anak mendengarkan suara yang serupa dan mengenal sumber bunyinya. Misalnya suara sepeda motor, suara mesin jus, dan suara-suara lain yan sejenis. Setelah anak terbiasa mendengar suara-suara itu, beliau mengajak anaknya untuk berdialog. Dialog bisa diungkapkan tentang macam-macam barang yang mempunyai suara ramai dan manfaatnya, dengan menunjukkan secara langsung baranganya. Tentu saja, harus melakukan hal ini dengan kesabaran dan penuh kasih sayang.
Buah yang kita tuai, tergantung dari benih yang kita tabur. Siapa anak kita, tergantung juga dari bagaimana kita mendidiknya. Bila buah hati kita mengalami masalah ketakutan yang berlebihan, teruslah mengawasi buah hati kita, agar dapat menemukan akar pemasalahannnya. Bila kita telah mengenal akar dari masalahannya, maka kita akan lebih mudah untuk menyelesaikannya. Semua itu butuh ketelatenan dan kecerdasan kita sebagai orangtua.