Kekerasan dalam rumah tangga atau sering disebut KDRT adalah bentuk sikap diluar kendali yang tak boleh ditolelir. Keluarga adalah tempat yang seharusnya menjadi kehidupan yang nyaman dan aman. Jika kekerasan dalam rumah tangga terjadi, maka memerlukan pengangan khusus sehingga tidak menimbuklan kekerasan yang bisa merugikan atau menyakiti pasangan dan keluarga. Bentuk KDRT bisa bermacam-macam, bisa terjadi pada pasangan atau anak-anak. Jika makin lama dilakukan, maka akan mengganggu spikologis dan hubungan keluaraga. Agar terhindar, maka waspadai tanda kekerasan dalam rumah tangga yang bisa perhatikan.
Sponsor: perawatan wajah
Tanda kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terlalu menonjol untuk ditemui. Pasalnya, pasangan yang melakuakan hal tersebut sering melakukan suatu tindakan atau ucapan yang berlebihan sehingga mengancam fikis dan spikologis mereka yang mengalami kekerasan. Dari pada terus berlarut, segera kenali dan lakukan tindakan yang tepat agar tidak mengancam diri. Berikut tanda-tanda perilaku kekerasan dalam rumah tangga. Semakin dini Anda tahu, semakin selamat Anda dari tindakan yang merugikan tersebut.
Kenali tanda kekerasan emosional
1. Terburu mengambil keputusan
Jangan pernah langsung percaya dengan pasangan yang baru Anda kenal dan meminta untuk mengajak Anda menikah. Kenali lebih dalam sikap, karakter dan keluargnya. Apakan ia tipekan orang yang keras dan emosional atau lemah lembut dan bertanggung jawab. Pasangan yang memiliki potensi berperilaku kasar, lebih memilih untuk mendapatkan kebutuhan untuk mengontrol pasangannya. Dan mengikat calon pasangan dalam hubungan pernikahan, menjadi salah satu cara mudah untuk mengontrol pasangannya.
2. Kekerasan Verbal
Kekerasan dalam rumah tangga tidak terbatas pada kekerasan fisik namun juga kekerasana emosional. Kekerasan emosional atau psikologis jarang meninggalkan tanda fisik yang jelas, sama buruknya dengan kekerasan fisik, dimana kekerasa itu menyerang karakter dan spikologisnya. Kenali ciri-ciri jika; pasangan senang menghina atau mempermalukan dengan sengaja, baik didepan umum. Beberapa kasus sering menyebut namanya dengan panggilan yang buruk, seperti “bodoh”, sdb, atau kata-kata yang merendahkan pasangannya. Kekerasan verbal lainnya yakni sering berteriak, memaki, mengkritik atau mengomel berlebihan, sifat posesif dengan kata-kata berlebihan seperti “Aku tak bisa hidup tanpa dirimu”, dsb, dan senang mengabaikan atau meremehkan pasangan.
3. Intimidasi dan ancaman
Kenali perilaku pasangan yang senang dengan ancaman atau intimidasi. Pasangan yang senang melakukan kekerasan umumnya senang mengancam agar ia berada dalam kendalinya. Bentuk Ancaman tersebut dibuat agar pasangannya tidak pergi meninggalkannya. Contoh intimidasi yang sering dilakukan seperti; sennag menyita, menghancurkan atau merusak barang-barang, mengancam untuk melukai atau membunuh dirinya, anak-anak atau pasangannya.
4. Larangan bersosialisasi
Tanda-tanda KDRT bisa dilihat bila pasangan selalu melarang pasanganya berteman atau bersosialisasi dengan teman atau orang lain. Ia akan sering menyuruh untuk melapor ketika hendak pergi ke suatu tempat bersama orang lain. Kadang sering melarang pasangan pergi bekerja, terlalu sulit meninggalkan rumah, dan korban kekerasan kadang sering mengalami paranoid dan kecemasan jika dirinya akan membuat pasangannya marah. Tanda KDRT lainnya yaitu melarang menggunakan surel dan akun media sosial, atau pasangan yang terlalu cemburu secara berlebihan atau secara obsesif, bisa menjadi pertanda perilaku posesif dan dominasi.
Kenali tanda kekerasan fisik
1. Kenali alur kekerasan
Kekerasan dalam rumah tangga umumnya memiliki fase atau alur yang bisa meningkat. Awalnya, hubungan berjalan dengan biasa tanpa ditandai kekerasan fisik, tanpak sempurna di awal, dan pada akhirnya semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Kekerasan fisik dalam rumah tangga awalnya memiliki fase tenang di awal hubungan, kemudian makin menigkatakan ketegangan dan akhirnya terjadilah insiden kekerasan. Setelah insiden kekerasan terjadi, umumnya pelaku meminta maaf dengan penyesalan mendalam. Namun, di hal tersebut tak bertahan lama, sebab kekerasan akan kembali terulang.
2. Kasar pada semua orang
Karaker pasangan dengan kemungkinan memilki sikap yang bisa menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga yaitu sering kasar kepada semua orang, baik pasangan, kerabat, teman dari pasangannya atau tetangganya. Ia juga mudah tersinggung dan marah tak jelas, kurang peduli pada orang lain, ingin menang sendiri, dan bahkan sering memberikan contoh kekerasan pada anak-anaknya.
3. Perhatikan tanda kekerasan pada fisik
Paling mudah mengenali tanda kekerasan dalam rumah tangga yaitu menperhatikan apakan ada luka atau memar. Beberapa kondisi yang sering dialami korban KDRT yaitu sering terlihat adanya luka cekikan, pukulan, memar dan lebam. Selain itu, korban kekerasan sering mencoba menyembunyikan luka pada tubuhnya, senang membuat alasan mengenai luka-luka yang dialaminya dan tidak mau terbuka dengan kondisi yang dialami.
Kenali karakteristis korban dan pelaku KDRT
1. Karakteristik korban KDRT
Jika Anda buka termasuk orang atau korban KDRT, setidaknya bisa mengenal karakeristik yang mungkin Anda temui pada kehidupan sosial Anda di lingkunan. Sehingga bisa membantu orang-orang atau kerabat yang Anda sayangi. Korban sangat pasif, kecil hati dan tidak bisa mengambil keputusan. Korba juga memiliki sikap trauma masa lalummk, kecemasan dan memiliki ideologi gender yang kaku.
2. Karakteristik umum pelaku KDRT
Banyak pelaku KDRT secara sadar atau tidak telah memiliki peran gender yang kaku, tempramental, dan suka dengan kekerasan seperti memukul dan sebagainya. Meski demikian, ada karakteristik psikologis yang menonjol dan berbeda dari karakteristik pasangan yang baik, diantaranya; senang menyelesaikan masalah dengan konflik mirip kepribadian “preman”. Ia sering bersikap sopan dan empati, namun memiliki sikap suka menuntut, ingin dilayani, ingin dipatuhi dan cenderung domina. Karakteristik lain seperti memiliki gaya atau karakteristik kekerasan yang sama dengan kekerasan yang pernah ia alami semasa kecil.