Mengenali Gejala Dini Dislexia – Bagi kita sebagai orang tua, buah hati merupakan harta yang paling berharga. Banyak sekali harapan serta impian kita terhhadap tumbuh kembang anak kita limpahkan kepadanya. Tak ada seorang pun orang tua yang menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang tidak sebagaimana mestinya. Namun terkadang harapan dan impian yang dibebankan orang tua kepada anaknya menjadi beban tersendiri bagi sang anak untuk bisa mewujudkannya. Padahal kondisi setiap anak ketika dilahirkan pastilah berbeda-beda, semua memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Apabila dipaksakan sesuai dengan kehendak orang tua tentu hal itu akan menyiksa sang anak. Salah satu kondisi anak-anak yang berbeda dengan anak selainnya adalah dislexia. Hingga saat ini masih banyak orang tua yang belum mengenali gejala dini dislexia pada anak-anaknya.
Sponsored: dr rochelle skin expert
Bila anda pernah melihat film taree zamen paar tentu anda tidak lagi asing dengan kata-kata dislexia. Tokoh utama dalam film tersebut merupakan penderita dislexia. Namun orang tuanya tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh sang anak. Ayah anak tersebut terus saja menekan anak tersebut agar bisa sama seperti kakaknya yang normal. Tentu saja hal tersebut sangat berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan anak tersebut. Dan tentunya kita sebagai orang tua tidak menginginkan anak kita menjadi depresi hanya karena kita tidak mengetahui bahwa ia menderita dislexia.
Bagi anda yang belum mengetahui apa itu penyakit dislexia, maka disini akan saya jelaskan sedikit pengertian tentang penyakit dislexia tersebut. Berdasarkan pengertiannya, disleksia merupakan suatu gangguan proses belajar dimana seseorang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis maupun mengeja. Penderita disleksia akan mengalami kebingungan dalam mengidentifikasi bagaimana suatu kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi tulisan, begitu juga sebaliknya bagaimana suatu tulisan dapan dibaca dengan benar.
Penyakit disleksia ini umumnya ditemui pada usia anak-anak. Dan berbeda dengan down syndrom, penyakit disleksia ini bisa saja terjadi pada anak-anak dengan kondisi fisik nomal dan kecerdasan juga normal. Artinya disleksia ini bukan disebabkan oleh faktor kecerdasan yang rendah. Serta tidak akan mempengaruhi kecerdasan seseorang. Dari sini jelaslah bahwa disleksia berbeda dengan down syndrom. Karena penderita dislexia masih bisa menggunakan kemampuan otaknya untuk berfikir secara normal. Hanya saja ia akan kesulitan bila harus berhadapan dengan tulisan.
Sampai sekarang, penyebab penyakit disleksia belum ditemukan secara pasti. Namun banyak ahli yang menduga bahwa salah satu faktor penyebab disleksia ini berasal dari faktor gen dan keturunan cukup besar peranannya. Gen-gen dari orang tua maupun generasi sebelumnya menurun pada sang anak dan mempengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk pengaturan bahasa.
Selain itu hingga sekarang, penyakit disleksia ini masih belum ditemukan obatnya. Penyakit disleksia ini akan diderita seumur hidup penderita. Meski demikian bukan berarti anak penderita disleksia tidak akan bisa lulus sekolah dan sukses di masa depannya. Dengan bantuan dan bimbingan seorang anak disleksia mampu lulus dengan baik dari sekolah. Bahkan beberapa tokoh terkenal seperti Thomas Alfa Edison, Amitabh Bachan, dan pencipta Disney merupakan penderita disleksia termasuk penulis naskah harry potter.
Dengan dukungan moral dan emosional anak-anak penderita disleksia akan mampu mengoptimalkan bidang yang ia minati dan menaruh bakat disana. Bahkan bisa jadi penderita disleksia mampu mengalahkan kesuksesan orang normal.
Sebagai orang tua anda harus mampu mengidentifikasikan gejala disleksia pada putra-putri anda semenjak dini sehingga anda bisa memberikan penanganan dan dukungan sebelum sang anak mengalami pengalaman pahit yang akan menghancurkan semangat hidupnya.
Perlu diketahui bahwa gejala disleksia pada anak-anak sangatlah bervariasi. Tidak sama antara satu dengan lainnya. Namun umumnya gejalanya sebagai berikut :
Apabila anak anda balita, disleksia dapat dikenali melalui sejumlah gejala sebagai berikut :
- Lebih lambat dalam perkembanga bicara dibandingkan anak-anak pada umumnya
- Anak dengan disleksia cenderung memerlukan waktu yang lebih lama dalam belajar kata baru, misalnya salah mengucapkan “ibu” menjadi “ubi”
- Anak dengan disleksia akan kesulitan dengan penggunaan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan diri, ia juga akan mengalami kesulitan dalam menyusun kata dan kalimat.
- Anak disleksia juga akan mengalami kesulitan memahami kaimat yang berima seperti “putra menjaga adiknya”
Sedangkan apabila anak anda telah memasuki masa anak-anak, gejala disleksia akan dapat di ketahui ketika anak mulai belajar menulis di sekolah, anak anda akan emngalami berbagai kesulitan seperti :
- Anak akan mengalami kesulitan dalam memproses dan mencerna apa yang dia dengarkan
- Anak akan cenderung lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad
- Ketika membaca anak anda akan cenderung terlalu pelan dan sering salah
- Anak juga akan mengalami kesulitan dalam mengingat urutan perintah, misalnya sapu lantainya kemudian buang ke tempat sampah dan tutup pintunya. Mereka akan mengalami kebingungan dengan perintah seperti itu.
- Anak akan mengelami kesulitan mengidentifikasi huruf atau angka misalnya huruf “d” sering tertukar denga huruf “b”
- Anak juga akan kesulitan dalam mengeja kata yang baru saja dikenal
- Anak cenderung lambat dalam menulis ketika di dikte oleh guru
Dengan mengenali gejala disleksia pada anak semenjak dini, kita akan mampu memberikan dukungan seperti membimbing ia dalam mengeja dan membaca. Serta mengembangkan minat dan bakatnya di bidang tertentu. Hal ini akan mampu meningkatkan kepercayaan diri sang anak kedepannya.