Seiring bertambahnya usia, orang tua pasti berharap jika anak mereka kelak akan mendapatkan teman dan disenangi semua kawannya. Dengan berteman, dapat mempengaruhi karakter lebih berani dan berani dalam hal interaksi sosialnya. Semakin banyak anak memiliki interaksi luas dengan temannya, maka semakin bagus bagi mereka mengenal dunia luar. Namun sayangnya, tidak semua anak memiliki karakter sama untuk bisa tampil lebih berani dalam bersosialisasi. Karena hal itu, sudah menjadi PR tersendiri bagi orngtua untuk dapat mengatasi anak susah bersosialisasi dan keluar dari zona nyamannya.
Sponsor: perawatan wajah terbaik
Anak adalah pribadi yang memiliki sifat-sifat alamiah bawaan seperti riang, aktif, pemalu, kalem dan sebagainya. Anak juga memiliki kondisi fisik dan psikologis seperti disabilitas, berkebutuhan khusus, berbakat, dan sebagainya. Penolakan atau diterimanya anak ke dalam suatu kelompok bisa diakibatkan oleh perilaku yang ditunjukkan oleh anak itu sendiri. Anak yang berperilaku pro-sosial, seperti pemalu atau agresif seringkali mendapat penolakan oleh teman sebayanya. Akibat penolakan inilah yang berdampak negatif pada anak hingga memberikan trauma saat ia berada di dalam lingkungan sosial suatu saat.
Bukan salah jika sikap pro-sosial anak terjadi padanya. Sebagai orang tua harus mempertimbangkan faktor pemicu mereka sulit atau tidak mau bergaul sebelum melakukan intervensi. Orag tua perlu aktif mengobservasi pergaulan anak dengan diperhatikan apakah kelompok pertemanan anak bersifat eksklusif atau tidak. Untuk menjadi penengah diatas keresahan, ada baiknya Anda tahu kondisi sosial anak dengan aktif bertanya. Jika anak Anda tergolong pribadi yang susah bersosialisasi, berikut cara mengatasinya:
1. Komunikasi
Seperti yang sudah disebutkan diatas, orang tua memiliki peran penting dalam hal mengetahui semua hal yang anak lakukan, terutama soal pergaulan. Jika anak pendiam atau pemalu sulit mengungkapkan apa yang ia ingin katanya, maka Anda lah orang pertama yang aktif bertanya. Tanyakan dengan santai tentang kegiatan, hal-hal yang ia sukai atau makanan favorit. Ajaklah anak menceritakan hal-hal menarik dengan topik yang berbeda. Dengan begitu, mereka akan merasa mendapatkan hiburan menarik dari lingkungan yang menyayanginya.
2. Berikan motivasi
Motivasi dari orang tua sangat membantu mengatasi keluhan yang anak utarakan. Terlebih pada masalah sosial mereka yang bisa berdampak pada perkembangan mental dan psikis. Ketika anak susah bersosialisasi akibat hal tertentu seperti tidak mendapat teman atau dijauhi teman, maka Anda berperan ganda sebagai motivator dan guru. Ajarkan mereka keterampilan sosial dengan mengenalkan anak pada orang-orang yang Anda temui. Berikan motivasi bahwa orang-orang yang mereka temui adalah orang-orang yang baik. Ajarkan pula mereka ucapan yang baik saat bertemu dengan orang lain seperti meminta tolong, terima kasih atau sikap sopan santu. Beri dorongan untuk anak bisa bergabung dengan kelompok tim seperti olahraga, beladiri, menari dan sebagainya.
3. Hindari terlalu protektif
Jangan pernah menjadi orang tua yang terlalu protektif pad anak. Sebaliknya, jadilah orang tua yang memiliki pemikiran bebas soal gaya bersosialisasi anak dan lingkungannya. Jangan batasi interaksi anak untuk bergaul dengan teman sebaya nya. Berikan waktu yang cukup untuk mereka dapat bermain, dan berinteraksi dengan banyak orang. Ada orang tua yang terlalu khawatir jika anak mereka terlalu banyak bermain, atau tidak mengijinkan mereka bermain saat kawan-kawannya mengajaknya. Semakin sering dan lamanya mereka berdiam diri di rumah, maka semakin membuat anak terlihat lebih nyaman dan sulit melepaskan diri dari lingkung keluarga.
4. Keterbukaan dalam keluarga
Hubungan anak dan orang tua harus dilandasi dengan sikap saling terbuka. Ajak anak berkomunikasi tentang berbagai aktifitasnya baik di sekolah maupun lingkungan bermainnya. Lakukan sesuaitu bila anak Anda terlihat kurang bersemangat setelah pulang dari sekolah atau pulang dari tempat bermainnya. Biarkan mereka mengeluarkan segala keluahan, dengan begitu Anda telah mengajarkan padanya cara membuat anak berani bertanya.
5. Pahami kecemasan anak
Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui apa saja pemicu perasaan anak yang sulit bergaul, apakah bersumber dari sikap pemalu, atau karena kurang percaya diri. Jika sudah mengetahui, Anda perlu memberi dukungan emosional yang tepat, agar anak memiliki keberanian untuk berinteraksi sembari belajar bagaimana menghilangkan perasaan malu yang berlebih. Jadi, Anda harus peka pada perasaan negatif yang muncul dalam diri anak dan apa yang membuatnya kehilangan keberanian anak untuk memulai interaksi sosial dengan kawan sebanyanya.
6. Bantu anak melakukan pendekaan dengan temannya
Hal paling utaman selanjutnya dalam mengajak anak mau bersosialisasi adalah membantu mereka untuk mau berinteraksi dengan mengajaknya bermain dengan temannya. Sebagian anak merasa sulit dalam memulai membangun relasi pergaulan sehingga membuat perasaat tidak nyaman pada nya. Akibatnya, anak cenderung memiliki kecemasan hingga menjadi pasif dan pemalu. Anak dengan karakter tersebut, tentu akan lebih banyak menunggu temannya memulai pendekatan lebih dulu padanya. Untuk mengatasi masalahnya, akan anak melakukan pendekatan pada teman-temannya, agar mereka lebih agresif dan adaptif. Bimbing anak untuk selalu aktif memulai pendekatan pada teman-temannya. Ajarkan juka keterampilan menyapa, menegur atau bertanya. Jadi, biasakan anak menyapa atau bertanya pada oarang-orang yang ia temui. Berikan contoh mudah dengan memulai dari orang-orang terdekat seperti kakek, paman, saudara atau tetangga.