Seiring zaman yang terus berubah, menjadikan pola pergaulan remaja masa kini pun berubah. Hal-hal yang dahulunya tabu, sekarang kerap sekali diperbincangkan dan dilakukan. Dahulu tak banyak orang yang berhubungan layaknya suami istri sebelum menikah. Namun saat ini, mereka yang berusia sekolah menengah pertama (SMP) sudah berani melakukannya. Akibatnya ketika mereka hamil, banyak dari mereka tak siap menanggun semuanya. Tentu yang menjadi korban adalah kedua orang tuanya, yang selalu menjadi target persalahan dalam mendidik anak. Banyak sekali dampak biologis kehamilan remaja yang tidak siap untuk dijalani.
Risiko kehamilan yang tak banyak mengalami perbedaan dengan kehamilan di umur di atas 20 tahun. akan tetapi di rentang usia 15 hingga 19 tahun ataupun di bawahnya mempunyai keluaran kehamilan yang berpotensi jelek seperti kehamilan preterm (saaat sebelum waktunya), anemia, dan berat badan bayi lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil di umur 20 hingga 24 tahun. Begitu besarnya dampak biologis kehamilan remaja yang tidak siap, dan hal ini perlu menjadi sorotan bersama untuk menanggulanginya.
Kematian pada janin di usia calon ibu yang menginjak 15 hingga 19 tahun 50% lebih tinggi dibandingkan dengan calon ibu yang berusia 20 sampai dengan 29 tahun. Kematian sang ibu lantaran persalinan pun lebih tinggi 50-100% apabila ibu berusia 15-19 tahun. komplikasi ini bisa saja dikarenakan kehamilan remaja yang condong untuk memperoleh bimbingan yang tak sering di kala kehamilan.
Defisiensi nutrisi lantaran kegiatan rutinitas makan yang jelek seperti makan-makanan ringat maupun cepat saji, yang sering dikerjakan oleh remaja pun menyumbangkan dampak bagi risiko kehamilan yang abnormal. Walaupun kehamilan wanita remaja yaitu 11% dari persalinan, namun yang menjadi pemicu kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) sekitar 23 % lantaran persalinan. Sekitar 2,5 juta ibu berusia remaja yang tak siap melakukan aborsi tidak aman.
Dampak biologis kehamilan remaja yang tidak siap adalah, lantaran belum berkembangnya tulang pelvis yang dapat mengganggu proses persalinan. Apabila hal ini berlangsung di daerah yang belum memiliki sarana dan prasarana bedah sesar, pasti memunculkan komplikasi yang akan berlangsung ( seperti fistula atau disebut kematian janin) lantaran kemacetan persalinan ini. sekitar 65% fistula tersebut seperti berlangsung pada masa kehamilan usia remaja.
Komplikasi ini memiliki angka komplikasi lain seperti preeklampsia (darah tinggi pada kehamilan) infeksi serta terjadinya pendarahan pada ibu dengan masa kehamilan remaja.
Sebenarnya permasalahan biologis kehamilan di usia remaja ini tak selalu mengiringi kehadirannya, namun terdapat permasalahan psikososial yang di alami. Karena umur dan struktur kognitif yang belum sempurna, anak akan mengalami masa penyesalan hingga mengucilkan diri sendiri. Belum lagi keluarga sang anak yang mengalami insiden kehamilan di luar nikah, yang akan merasakan malu luar biasa di tengah masyarakat.
Diperlukan bimbingan yang tepat untuk menghindari permasalahan remaja yang hamil di luar nikah saat ini. Pemerintah melalui dirjen lembaga pendidikan, sudah saatnya untuk menerapkan sistem kurikulum berbasis seks education di lingkungan sekolah