Ketakutan berlebihan pada suatu atau benda, mungkin bisa menjadi salah satu gejala fobia. Bila rasa takut terhadap sesuatu terjadi secara berlebihan dan menyerang anak Anda, apa yang harus dilakukan? Itu artinya Anda akan berfikir bagaiman cara menghilangkan phobia pada anak. Fobia bisa diartikan sebagai keadaan atau kondisi ketakutan berlebih pada suatu benda atau kejadian.
Sponsor: dr rochelle skin expert
Ketakutan tersebut akan menyerang psikis dan membuat anak menjadi mudah takut, selalu terbayang dan sulit untuk dihilangkan. Pada keadaan tertentu, reaksi fobia bisa bermacam-macam seperti, histeris, menangis, marah, hingga pingsan. Keadaan tersebut muncul ketika anak sedang mengalami kondisi traumatik. Walau bukan masalah global, Fobia dapat menyerang siapa saja dan beberapa ketakutan menyerang dewasa.
Macam fobia yang menyerang anak-anak diantaranya:
1. Fobia sosial
Fobia ini adalah ketakutan anak pada keadaan di area sosial, seperti takut berada di keramaian, sekolah atau takut menjadi pusat perhatian. Fobia ini mengakibatkan anak enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dan muncul akibat dari pengalaman tidak menyenangkan dengan orang yang pernah ditemui, seperti pernah berinteraksi dengan orang yang berkarakter pemarah atau suka menertawakan akirnya membuat anak menjadi takut atau minder. Untuk mengatasi hal tersebut, anak akan berusaha menarik diri dari lingkungan sosial. Akibat trauma yang dialami, itu sebabnya mengapa sebagaian anak akan malas ke sekolah saat baru pertama kali masuk sekolah.
2. Fobia terhadap benda-benda tertentu
Fobia ini muncul saat anak merasa dirinya terancam oleh sesuatu benda seperti balon, gunting kuku, topeng, boneka, atau badut. Untuk mengatasi kecemasan itu, tak jarang anak akan berteriak histeris, menangis atau pingsan seolah benda-benda tersebut begitu menakutkan. Ketakutan semacam ini bisa terjadi akibat trauma pada benda-benda yang sebelumnya pernah melukai, membuat terkejut, atau membuatnya alergi. Atau bisa saja fobia muncul ketika anak pernah ditakut-takuti dan membuat memorinya melekat dalam ingatan.
3. Fobia terhadap kondisi tertentu
Beberapa kondisi tertentu yang memicu ketakutan anak seperti ruang gelap, ketinggian, lampu terang, suhu, petir, banjir, hujan, angin atau ombak. Ketika anak berada pada situasi tersebut, mereka akan memilih menangis atau pingsan. Ketakutan muncul akibat dari pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialami.
4. Fobia terhadap hewan tertentu
Cukup wajar bila sebagian anak takut melihat hewan mengerikan yang asing seperti kecoa dan sebagainya, walau kadang sebagian anak lainnya merasa tidak takut pada hewan tersebut. Kondisi traumatik yang begitu dalam seperti pernah dikejar kucing, anjing, hingga ulat bulu, membuat penderita fobia merasa terancam. Mereka akan pergi menjauh dan merasa bahwa hewan tersebut begitu berbahaya. Beberapa anak bahkan enggan untuk mengunjungi kebun binatang.
Walaupun tidak semua fobia pada anak sama, tetapi dari beberapa risert dapat disimpulkan perbandingan keadaan fobia yang dialami anak berdasarkan usia.
Bayi (8-12 bulan): Bayi sudah tahu antara situasi yang mereka kenal dan tidak, sehingga timbulah perasaan panik atau cemas saat orang tua jauh darinya. Umumnya terjadi pada usia 8/9 bulan. Orang asing atau situasi baru juga dapat menjadi faktor ketakutan bayi.
Balita dan anak prasekolah (2-4 tahun): Balita usia pra sekolah memiliki imajinasi yang sangat tinggi, yang kadang membuat mereka merasa sulit memagami dunia nyata dan fantasi. Di usia 3 tahun, merupakan waktu untuk anak mulai terbiasa memisahkan diri dari orang tuannya dan harus mulai beradaptasi pada situasi baru. Bila balita masih takut ditinggal orang tuannya pada situasi harian, sebaiknya tidak mengejek atau mengolok. Pada usia inilah sang anak mulai percaya pada tiap ucapan Anda dan membuatnya menjadi takut oleh komentar atau lelucon. Di usia prasekolah inilah, terkadang anak takut pada mimpi buruk dan membuatnya terbangun.
Anak usia sekolah (5 tahun ke atas): Ketakutan yang terjadi di usia ini cenderung lebih kompleks dan realistis seperti takut pada suatu cuaca, kondisi tempat atau cedera. Pada usia ini beragam fobia mulai muncul akibat dari kontak lingkungan sang anak yang sudah meluas. Karena pada usia ini anak sudah mulai mengenal lingkungan dan dunianya, maka wajar bila fobia bisa muncul secara tiba-tiba. Gambar, film, video game dan musik, situs internet, berita televisi atau cerita-cerita juga bisa menjadi salah satu pemicu ketakutan anak usia ini.
Cara bijak mengatasi fobia pada anak:
1. Pertama perkenalkan terlebih dahulu sumber fobia dengan berikan pemahaman suatu objek atau benda yang membuat anak takut. Bila anak takut dengan semut maka jelaskan dengan cara yang lucu, menyenangkan, atau juga bisa bercerita tentang binatang tersebut.
2. Bila anak memiliki fobia pada lingkungan sosial maka latihlah ia dengan bersosialisasi ke banyak orang dan buat ia komunikasi dengan orang lain. Jangan jauhkan anak dari sumber ketakutannya. Dan bila belum siap melawan jetakutannya, jangan paksa tetapi perkenalkan pada situasi takut dengan cara yang lambat namun pasti.
3. Bila anak memiliki ketakutan pada kondisi tertentu seperti kegelapan atau ketinggian maka latihlah dengan cara yang menyenangkan seperti bermain petak umpet ruang tersembunyi, atau ajari melakukan olahraga bergantung di tempat yang tinggi. Lakukan secara bertahap dan jangan langsung mencobanya pada intensitas tinggi seperti memaksanya berada di ruangan gelap, atau membawanya ke tempat yang sangat tinggi. Hal itu justru akan membuatnya makin ketakutan.
4. Ingat jangan pernah mengejek,menertawakan, menghina atau memarahi ketakutannya. Berilah dukungan dan semangat pada mereka agar mau berusaha melawan ketakutan. Jangan sampai anak berfikir bahwa orang tua atau saudaranya merasa dirinya penakut yang akhirnya justru membuat rasa peecaya diri dan keberanian mereka melemah.
5. Konsisten memantau perkembangan keberanian anak. Jangan sampai usaha Anda sia-sia bila hanya dilakukan secara sedikit-sediki. Ketika keberanian anak sudah mulai tunbuh, maka jangan terlaku terburu-buru Anda melepaskan tangan begitu saja. Bila anak Anda masih ketakutan dan Anda tidak konsisten maka ketakutan anak bisa saja makin berkembang.
6. Terapi fobia. Bila Anda sulit melakukan teraphi fobia maka bisa menggunakan bantuan orang lain untuk mengatasi hal tersebut. Namun yang terpenting yaitu anak harus mengetahui apa tujuan dari terapi fobia tersebut. Berikan pengertian bahwa apa yang dilakukan Anda adalah untuk menghilangkan rasa takut anak terhadap segala macam sumber fobia.