Orang tua yang memiliki anak yang sudah beranjak remaja, adalah tantangan yang sangat luar biasa. Remaja sudah bukan lagi anak kecil yang dengan mudah kita tekan dan perlakukan dengan kasar. Mereka sedang berada dalam proses pencarian jati diri dan membutuhkan dukungan dan bantuan dari Anda untuk tumbuh kembang emosionalnya. Salah satu hal yang membuat para orang tua jengkel adalah sikap keras kepala anak yang ingin menang sendiri. Untuk itu, sebagai orang tua sudah selayaknya mengetahui bagaimanan cara menghadapi remaja keras kepala dengan kepala yang dingin.
Sponsor: pemutih wajah
1. Berkomunikasi secara efektif
Anda bisa menunjukkan sikap empatik yang seimbang kepada buah hati. Saat anak sedang emosi, sebaiknya ambilah sikap Anda sebagai orang tua dan jangan ikuti emosi anak yang sedang labil. Cobalah memahami perasaan anak, sebab ia masih membutuhkan Anda sebagai orang yang paling tepat untuk memecahkan masalahnya. Anak akan menjadikan orang tua sebagai panutannya. Jadi jangan biarkan emosi anak atau emosi Anda menghalangi untuk berfikir jernih dan bersikap tanggung jawab.
2. Jangan menghakimi
Saat emosi anak memuncak, jangan langsung menghakiminya. Sebagai remaja, ia sedang mengalami pengalaman baru untuk mengetahui sejauh mana identitasnya, jadi jangan cegah mereka untuk mengetahui lebih banyak hal yang baru tersebut. Meskipun Anda tidak menyukai apa yang anak lakukan seperti kegiatan, gaya pakaian atau minatnya, maka janganlah suka mengkritik berlebihan. Lebih baik berikan saran yang baik agar anak dengan sadar mengerti apa yang sedang ia lakukan. Biarkan anak belajar menjadi sosok dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.
3. Tunjukkan apresiasi Anda
Anda bisa mengekspresikan perasaan dengan cara memberikan apresiasi. Anda mungkin mudah melupakan segala bentuk kebaikan yang anak berikan saat emosinya dan sikap keras kepalanya sedang muncul. Namun sikap positif dari Anda lah yang harus muncul agar anak dapat menjadi lebih terdorong untuk bersikap baik. Hindari memberikan perhatian yang negatif terlalu sering pada mereka agar anak tidak merasa bahwa dirinya lah yang selalu berbuat salah. Jika Anda tidak memperhatikan tindakan baik anak, maka ia akan merasa dirinya tidaklah penting.
4. Terbuka
Anda harus terus membuka diri meskipun sikap keras kepala anak sedang berlangusng. Ia akan mudah lupa dengan apa yang ia lakukan jika Anda bisa mengatur kondisi keadaan dengan sangat baik dan hangat. Sangat wajar jika anak mulai jarang berkomunikasi pada orang tuannya, bukan berarti ia tidak ingin berkomunikasi dengan Anda. Sebaiknya tentukan waktu yang tepat kapan anda bisa berbincang kembali dengan anak. Bisa jadi anak ingin mengajak Anda berbincang saat dirinya sedang resah. Ambilah waktu saat anak mulai terkontrol dan jadilah orang pertama yang membuka hat untuk anak dapat mengutarakan segala keresahan dan masalahnya.
5. Buat anak jadi guru
Setiap tindakan dan minat baru anak kadang bertentangan dengan keinginan dan maksud Anda. Jangan salahkan ia 100 persen, namun masuklah dalam minat baru anak tersebut. Anda bisa menghubungkan diri dengan minat anak dan biarkan mereka mengajarkan minat barunya tersebut. Anda akan belajar bagaimana berbagi sesuatu dan jika ada perbedaan Anda bisa mendiskusikannya dengan cara yang lebih mudah. Pandanglah anak sebagai ahli agar mereka merasa dihormati karena kecerdasan dibidangnya. Dengan begitu akan erbentu sikap anak yang mandiri.
6. Buat waktu untuk keluarga
Salah satu alasan anak bisa menjadi keras kepala adalah kurangnya waktu mereka bersama keluarga. Meskipun anak Anda ingin kebebasan tetapi penting bagi mereka untuk menjaga kedekatan keluarga. Saat anak memiliki teman baru, ajaklah mereka untuk terhubung agar Anda menetahui siapa yang berperan dalam mempengaruhi pergaulan dan sikap anak. Rutinitas seperti makan bersama, berlibur, atau berkunjung adalah waktu tepat untuk mengajarkan anak agar bisa menghargai hal-hal kecil.
7. Tetapkan aturan dasar
Semakin berkembangnya usia anak, maka aturan untuknya juga harus berubah. Anak remaja cenderung memilih kebebasan lebih besar, dan Anda harus bisa mengatur keinginannya dengan wajar. Anda bisa bernegosiasi dengan anak sesuai usaha atau tidnakan yang ia lakukan. Jelaskan peraturan baru pada anak dengan baik agar menghindarkan pertentangan dan pertengkaran. Meskipun anak tak setuju, penting bagi Anda menjelaskan pengtingnya peraturan tersebut. Meski rasa frustrasi anak muncul, jangan marah dan ulangi permintaannya dengan tenang sampai anak mematuhi Anda. Latih juga kesabaran anak secara konsisten.
8. Mendisiplinkan anak dengan cara yang tepat
Berikan pertanyaan seperti “mengapa kamu melakukan ?” dan jangan sampai Anda lah yang melanggar peraturan. Biarkan anak berfikir dan menyadari tindakannya. Jika anak merasa bersalah bisa menkadi hukuman lebih efektif dibanding hukuman yang Anda berikan. Berikan anak konsekuensi jangka pendek dan hukuman yang seimbang selama beberapa jam atau hari tergantung kesalahannya. Jangan menghukum dengan durasi yang panjang. Lebih baik bersikap rasional yang masuk akal agar hukuman yang diberikan pada anak tidka melanggar hukum dan membuat anak berfikir bahwa hukuman tersebut sangat kejam. Jadilah contoh yan baik untuk anak menghadapi konflik, carilah kata-kata positif dan tidak membuat anak merasa diserang, terakhir cobalah konsisten.