Cara membesarkan anak dalam dua bahasa bisa dibilang gampang-gampang susah. Namun, jika sejak kecil sudah diajarkan kemungkinan besar anak akan bisa melakukannya. Banyak yang berpendapat jika orang yang pandai dalam dua bahasa akan mudah membangun kekuatan otak mereka. Bahkan dari studi di Singapura tentang bayi yang berusia enam bulan, dimana bayi yang mengerti tentang dua bahasa kemungkinan akan memiliki kemampuan ingatan lebih baik dibanding bayi yang hanya mengerti satu bahasa saja. Apa benar seperti itu?
Sponsor: pemutih wajah
Bilingual atau dua bahasa adalah penerapan pengajaran bahasa lebih dari satu bahasa. Biasanya anak akan mudah memahami bahasa dimulai sejak dini. Namun hal utama yang harus dilakukan adalah disarankan untuk mengajarkan bahasa Ibu terlebih dahulu pada anak, hal ini dikarenakan bahasa ibu adalah bahasa sehari-hari yang membuat anak mudah berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Umumnya, sebagian orang tua yang mengajarkan dua bahasa adalah mereka yang memiliki latar belakang seperti suku atau negara yang berbeda. Selain alasan latar belakang, orang tua yang menginginkan anaknya pandai bahasa sejak diki karena pada usia itu, perkembangan otak anak lebih aktif dan berkembang pesat. Berikut cara yang bisa orang tua lakukan agar anak atau bayi bisa memahami sekaligus belajar dua bahasa sejak dini.
1. Jangan bicara dengan bahasa bayi
Meski bayi belum mampu mengucapkan kata-kata yang sempurna, tapi Anda harus berusaha mengajarkannya berbicara dengan bahasa yang benar. Bayi di usia satu tahun pertama adalah waktu terpenting dalam membangun pondasi bahasa. Karena otak bayi akan belajar bagaimana memproses struktur juga arti bahasa. Ia akan mulai belajar bahasa sebelumbpandai bicara. Jadi, agar otak bayi terbiasa, Anda bisa mulai dengan mengucapkan kata atau kalimat saat ngobrol bersamanya. Meki bayi belom paham maksudnya, namun bagian otak bayi yang bertugas menstimulasi kemampuan bahasa sudah mulai aktif. Jadi semakin banyak kosakata baru yang Anda berikan maka semakin aktif otaknya menangkap bahasa baru itu. Tapi jika ingin mengenalkan bahasa asing bisa memulainya sejak usia anak 6 bulan. Menurut penelitian lain, bertambahnya usia bayi, maka adaptasinya terhadap suara atau bahasa juga akan menurun. Ketika usia mereka menginjak 6-7 tahun, maka sangat sulit bagi anak dapat menciptakan koneksi dengan bahasa baru. Kesimpulannya lebih sulit mengajarkan dua bahasa pada usia sekolah dibanding pra sekolah.
2. Bernyanyi, membaca, dan bermain
Karena anak usia balita sangat senang dengan aktifitas menarik, maka pancing anak dengan musik, mendongeng, nyanyian, atau bermain. Anda bisa hubungkan kata-kata baru pada aktifitas yang menarik buatnya. Misalnya membuatkan melodi lagu sambil bernyanyi dengan anak. Kenalkan juga kosakata baru sambil bernyanyi atau berdongeng. Buatlah cara paling menyenangkan yang mudah anak pahami. Kemudian saat usianya bertambah dewasa, penuhi aktifitas anak dengan kegiatan seni seperti menggambar, menari, dan sebagainya. Paling utama adalah menerapkan metode learning by doing, yaitu belajar sambil melakukan permainan sehingga balita mudah berhadaoan dengan situasi pembelajaran bahada secara langsung. Cara ini lebih utama didampingi langsung oleh ibu atau ayah sebagai orang terdekatnya.
3. Ayah dan ibu bicara dua bahasa berbeda
Agar anak fasih menggunakan dua bahasa yaitu dengan mengajarkan anak bahasa langsung dari ayah dan ibunya dalam waktu yang sama. Misalnya jika Anda menggunakan bahasa Indonesia, sementara pasangan menggunakan Inggris, Jawa dsb, usahakan untuk konsisten saat ngobrol pada buah hati. Cara tersebut akan memudahkan anak mengerti dua bahasa sekaligus. Dan agar cara ini berhasil, habiskan banyak waktu anak dengan kedua orang tuannya.
4. Pastikan Anda juga fasih berbahasa
Ingin mengajarkan anak dua bahasa, setidaknya Anda juga harus fasih menggunakan bahasa kedua. Tapi jika Anda tak jago menggunakan bahasa yang berbeda, jangan khawatir. Anda masih bisa belajar bahasa bersama anak. Jangan lupa untuk memperlihatkan sikap antusias saat belajar bersama anak. Cari metode belajar yang membuat Anda bisa seperti mengambil kursus bahasa, belajar melalui teknologi dan media atau minta pasangan mengajarkannya. Jadi dengan cara itu, Anda dan akan akan mengerti bagaimana menggunakan dua bahasa dengan baik dan benar.
5. Terus gunakan agar tak lupa
Bagian paling penting ajarkan anak dua bahasa adalah menggunakan secara terus. Tak semua anak usia sekolah mampu belajar bahasa asing dan baru. Atau kemukinan anak tak terbiasa memakai bahasa berbeda. Agar anak mudah beradaptasi dan fleksibel baik secara kognitif atau tutur katanya, buat anak merasa nyaman saat menggunakan bahasa secara terus. Pastikan bahasa yang diajarkan tidak di lingkungan sekolah saja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
6. Gerak Tubuh
Saat mengajarkan kata atau kalimat dengan bahasa baru, usahakan untuk menggunakan gerakan tubuh atau gesture yang bisa dipahami oleh bayi atau balita. Misalnya, saat meminta anak untuk duduk Anda bisa mengatakan, “sit” sambil menggunakan gerakan tubuh layaknya duduk. Atau saat menyuruh anak tidur maka katakan “let’s sleep sambil membuat gestur menangkupkan kedua telapak tangan dan letakkan di pipi. Cara komunikasi dengan gestur dinilai lebih efektif diingat dan dipahami oleh anak.