Kesehatan

Awas, kenali 3 sisi berbahaya dari secangkir teh!

Setelah air putih, teh adalah minuman paling populer di muka Bumi. Hal ini tentu sebuah hal yang bagus, di samping rasanya yang enak dan dapat menenangkan badan, terdapat ribuan penelitian yang membuktikan bahwa teh adalah minuman yang memiliki banyak manfaat kesehatan.

Namun di sebuah penelitian terbaru, ada beberapa resiko serius dibalik tiap tegukan minuman berbahan dasar daun teh tersebut. Ternyata, dari beberapa faktor yang tak kita duga, teh bisa berbahaya. Di antaranya adalah kondisi tanah di mana teh ditanam, lingkungan, cara memanen, penyimpanan, bahkan cara menyeduh.

Meski demikian, beberapa potensi bahaya ini tentu bisa dihindari jika kita cermat. Jangan sampai hal ini menghalangi kita untuk mengonsumsi teh tiap hari. Berikut 3 potensi bahaya yang mungkin bisa terkandung dalam teh yang kamu teguk.

  • Logam berat

Dalam sebuah studi yang dihelat tahun 2013 dan dipublikasikan di Journal of Toxicology, para ilmuwan meneliti 30 teh dan kesemuanya mengandung timbal yang dapat merusak jantung, ginjal, dan organ reproduksi.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa 73 persen teh yang diseduh selama tiga menit, serta 83 persen dari teh yang diseduh selama 15 menit, punya potensi kandungan yang berbahaya. Bahkan di 20 persen di antara teh yang diseduh selama 15 menit, terkandung jumlah alumunium yang tak bisa ditolerir tubuh.

Dalam studi lain yang dihelat tahun 2015, teh kemasan dengan tambahan asam sitrat, bisa menaikkan kadar alumunium, cadmium, serta timbal. Bahkan lemon tea celup, punya potensi kandungan berbahaya tersebut 10 hingga 70 kali lebih banyak.

  • Flouride

Menurut penelitian yang dihelat tahun 2013 silam, angka flouride dalam teh kemasan ekonomis, jauh melebihi kadar yang dapat ditolerir tubuh. Teh yang ‘murah’ ini punya kandungan flouride 3 kali lebih banyak ketimbang yang lebih ‘mahal.’

Menurut Laura Chan, PhD, seorang profesor asal university of Derby, Inggris, yang mengepalai studi ini, menyatakan bahwa perbedaan asupan antara teh yang ‘murah’ dan ‘mahal’ ini mungkin terjadi karena kualitas teh, serta teknik memanen yang berbeda.

Mengonsumsi terlalu banyak flouride dapat merusak gigi, tulang dan persendian.

  • Pyrrolizidine Alkaloid

Dalam sebuah studi yang dilakukan di November 2015, dan dipublikasikan di jurnal Food Chemistry, menganalisis 44 sampel dari teh herbal yang diperuntukkan untuk kesehatan. Dari keseluruhan teh herbal ini, 86 persen, atau 38 di antara 44 teh herbal yang diteliti, mengandung pyrrolizidine alkaloid, yang merupakan racun yang diproduksi tumbuhan yang dapat merusak hati.

Penemuan ini punya kepentingan tertentu bagi ibu hamil dan menyusui, yang jika mengonsumsi teh herbal ini dapat menurunkan racunnya ke fetus atau bayi mereka. Yang lebih buruk, bayi tak akan kebal dengan racun ini karena daya tahan tubuh masih rendah, dan rasio bobot tubuh mereka yang masih rendah pula.

Cara menghindari racun yang terkandung dalam teh

Racun dalam teh bisa dihindari dengan cara menyeduh kurang dari 3 menit. Karena makin lama diseduh, makin terkontaminasi teh dengan racun-racun yang berpotensi merusak tubuh. Selain itu, pilih daun teh alami, ketimbang teh celup atau lemon tea instan. Hal ini dikarenakan teh celup punya kualitas teh lebih buruk.

Cara lain untuk menghindari racun dalam teh adalah jangan terpaku pada satu produk. Dengan mencampur berbagai merek teh, kemungkinan jumlah racun yang terkandung juga berbeda-beda dan kita tak bergantung pada satu jenis teh yang mungkin punya potensi kandungan racun.

Sponsor “cream pemutih wajah

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top