Entertainment

Apa Saja Yang Perlu Disiapkan Sebelum Membina Rumah Tangga?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Perasaan cinta memang menjadi syarat utama dalam membangun rumah tangga yang utuh. Agar suami istri dapat saling memberi kasih sayang, dan menjaga satu sama lain. Ikatan yang berpondasikan cinta akan menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

Sponsor: kezia skin expert

Namun, di luar sana banyak sekali kasus ketidak harmonisan dalam berumah tangga yang sama sekali bukan soal cinta. Perbedaan prinsip, ekonomi, tidak siap secara mental dan emosi rupanya dapat memicu masalah di rumah tangga. Itu artinya, suntuk menikah tidak hanya butuh cinta. Ada hal-hal yang tidak kalah penting guna dipersiapkan.
Sebagai calon pengantin tentu tidak menginginkan ada permasalahan dalam rumah tangganya kelak—meski tidak menampik tidak ada rumah tangga tanpa masalah. Namun setidaknya masalah tersebut tidak terlalu parah, yang dapat memicu perceraian. Bukan bermaksud menakuti-nakuti. Melainkan dengan begitu, para calon pengantin wajib mempersiapkan semuanya secara matang. Perlu beberapa hal selainnya yang perlu disiapkan sebelum membina rumah tangga untuk menjalani dinamika rumah tangga kelak. Apa saja itu?

1. Meskipun bukan syarat utama, ekonomi menjadi kebutuhan primer dalam membina rumah tangga.

Di tahun 2010, sebuah lembaga pemerintah mengungkapkan bahwa sebanyak 285.184 pernikahan yang berujung pada perceraian. Penyebab terbesarnya, sebanyak 70% istri menggugat cerai dikarenakan suami tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Bagi yang sudah lama berkeluarga mungkin sudah paham betul betapa banyaknya kebutuhan keluarga. Mulai dari kebutuhan makan, pakaian, hingga rumah. Belum lagi kebutuhan anak dari kecil hingga dewasa. Susu, makan, dan sekolah, semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apabila tidak terpenuhi dengan baik, akan menimbulkan sedikit perkara hingga perceraian.
Tetapi, alasan ini menjadi salah kaprah sehingga dalam mencari calon pasangan, mencari yang kaya raya, tanpa mempertimbangkan aspek selainnya. Tidak perlu yang berlebihan, setidaknya dapat mencukupi kebutuhan ke depan.

2. Saling memahami satu sama lain.

Terima segala kelebihan, beserta kekurangannya. Upaya memahami pasangan harus dilaksanakan. Dengan memahami, satu sama lain akan kenal lebih dekat, sehingga terjadi penyesuaian setelahnya. Sebab, setiap manusia pasti memiliki perbedaan dan kesamaan.
Memahami calon pasangan, tidak hanya makanan favorit, film kesukaan, tempat favorit, tapi ada yang lebih penting dari itu semua, yakni, latar belakang keluarga, dan kepribadian. Dalam membina rumah tangga, tidak hanya pasanganmu, tapi juga menjalin hubungan dengan keluarganya. Memahami latar belakang keluarga, supaya dapat menyesuaikan dengan keluarga dari calonmu. Kepribadian juga penting, agar dapat menjalin komunikasi yang tepat. Selain itu, satu sama lain juga harus menerima kelebihan, dan kelemahan masing-masing.
Memahami tidak hanya ketika masa perkenalan, tapi juga perlu saat membina rumah tangga. Tidak dipungkiri, manusia bisa berubah setiap saat. Untuk itu, perlu peka terhadap perubahan yang mungkin saja terjadi.

3. Komunikasi terbuka dibutuhkan dalam menyelesaikan konflik.

Komunikasi dibutuhkan untuk menyampaikan pendapat, dan keinginan. Terutama dalam kondisi sedang berkonflik. Kebanyakan, mereka yang berkonflik, enggan mengobrol alias pada diem-dieman. Padahal diem-dieman tidak baik, karena tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada hanya semakin memperumit keadaan.
Sebab, dalam konflik ada banyak kemungkinan yang terjadi. Kesalahan dari salah satu pihak, keinginan yang tidak tercapai, atau bisa saja hanya salah paham. Jika tidak dikomunikasikan, maka tidak akan pernah tahu apa akar permasalahannya. Maka akan menyebabkan pemecahan yang kurang tepat.
Sehingga mulai saat ini, belajarnya menerapkan keterbukaan satu sama lain. Supaya saat sudah resmi dalam pernikahan nanti, suami istri akan terbiasa terbuka dalam kondisi apapun.

4. Tidak ada salahnya merencanakan kelahiran anak saat berkeluarga nanti.

Mungkin saran ini terdengar sedikit aneh. Karena memang jarang sekali calon pengantin yang menerapkannya. Anak adalah sebuah anugerah terindah bagi keluarga. Ia merupakan generasi penerus bagi ayah, dan ibunya. Keperluan anak dipersiapkan sedemikian rupa, supaya tumbuh menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Merencanakan kelahiran anak dapat membantu menentukan waktu yang tepat untuk mempunyai anak, dari segi ekonomi, serta psikis sang anak sebelumnya. Mempunyai anak pada kondisi ekonomi yang kurang tepat, akan berdampak pada pemenuhan kebutuhannya. Begitu pula jika mempunyai anak dalam waktu berdekatan, dapat mengurangi perhatian terhadap anak sebelumnya, yang bisa saja masih membutuhkan perhatian lebih.

5. Yang paling penting adalah kesiapan mental untuk menghadapi dinamika rumah tangga.

Persiapan mental sering dilupakan, padahal penting, loh. Setelah menikah, akan terjadi banyak perubahan. Untuk wanita, yang dulunya urus diri sendiri, sekarang harus mengurus suami, dan anak. Untuk pria, yang dulunya uang hasil kerja dipakai sendiri, sekarang harus pandai mengatur untuk memenuhi kebutuhan istri, juga anak. Kehidupan berkeluarga juga tidak selamanya mulus, suatu saat, pasti akan mengalami masalah dalam rumah tangga. Ekonomi, anak, kerjaan, dan selainnya. Gunanya mempersiapkan mental, ialah mempersiapkan psikis, bahwa bersedia mengubah, dan mempersiapkan diri untuk membentuk keluarga kecil.

Ada salah satu cara untuk mengetahui apakah secara mental sudah siap, atau belum. Yaitu dengan konseling ke psikologi. Di konseling tersebut, masing-masing akan di tes, dengan diberi pertanyaan, untuk menguji mental kalian. Psikolog juga akan memberikan nasihat-nasihat seputar rumah tangga.

Membangun rumah tangga, ibarat membangun rumah. Membutuhkan pondasi, tiang penyangga, dinding kokoh, juga atap yang teduh. Semua harus dipersiapkan secara matang. Jangan sampai, hanya menuruti nafsu belaka, hanya gara-gara desakan, atau gengsi semata. Karena pernikahan adalah janji suci, yang nantinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.

1
100%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top