Ketika anak-anak sering ribut antar saudara kandungnya, maka apa yang harus dilakukan orang tua adalah sebuah tindakan. Anak-anak semasa kecil pasti pernah atau sering bertengkar dengan saudara kandungnya. Hal ini sudah umum terjadi dan sering membuat orang tua pusing. Terlebih jika pertengkaran terus berlangsung lama tanpa ada kesadaran masing-masing anak untuk saling mengalah. Jadi sudah selayaknya ada cara bijak orang tua mengatasi pertengkaran anak agar anak dapat saling menyayangi satu dengan lainnya.
Sponsor: cream perawatan wajah
Ada penelitian yang menyebut bahwa adanya pertengkaran sesame saudara saat masih kecil adalah hal baik. Alasannya dapat membangun jiwa social dan psikologisnya sehingga mereka akan belajar bagaimana mengatasi konflik seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi masalahnya, tidak semua konflik tersebut bersifat membangun karena beberapa kasus dapat merugikan hingga merusak. Seperti pada studi dalam Jurnal Pediatrics 2013 yang menyebut bahwa pertengkaran antar saudara semasa anak-anak lebih banyak dilakukan dengan cara memukul dan merusak barang-barang saudaranya. Dan kesalahan orang tua terletak dari ketidak pedulian saat mereka bertengkar. Padahal jika bentuk pengabaian tersebut terus dilakukan, maka berkesempatan mengundang anak kesulitan dalam mengatasi konflik dan mengganggu mental dikemudian hari.
Bagian tersulit orang tua saat anak bertengkar yaitu mengetahui apakan anak sudah pandai mengambil sikap positif seperti mengalah atau mereda emosi. Menurut penelitian di Kanada bahkan menyebut jika peran orantua yang ikut campur saat anak-anak mereka saling bertengkar dapat mengambil kesempatan anak untuk mencari solusi dan mengambil strategi tindakan untuk mengatasi konflik. Bahkan hubungan perkelahian antar anak semakin memburuk. Namun di sisi lain, keterlibatan orang tua dalam konflik anak dapat menjadi pembimbing dan penasihat agar anak mendapatkan solusi mengatsi pertengkaran sesame saudara.
Bagaimana cara mengatasinya?
- Cari jalan kompromi
Meski ada dua hal yang bertentangan dan membuat orang tua cemas, penelitian di Kanada tersebut menyebut jika melakukan kompromi bisa menjadi cara terbaik mengatasi konflik sehingga anak-anak dapat memiliki kesempatan untuk menemukan resolusi secara mandiri. Banyak ahli yang setuju termasuk Suzanne Barat dari Cornell University yang mengungkap ketika anak-anak meributkan hal sepele, maka sebagai orang tua sebaiknya membiarkan mereka menyelesaikan masalah sendiri. Suzanne pun melanjutkan ketika anak menyelesaikan argumennya dengan jalan bertengkar maka sebenarnya ia sedang mencari perhatian dari orang tuannya dengan maksud ingin mencoba memecahkan persaingan antarsaudara.
- Bangun karakter anak
Menurut Claire Hughes, penulisSocial Understanding and Social Lives, makin seringnya anak marah dengan yang lainnya maka dapat mengajarkan emosi mereka sekaligus mencari cara bagaimana untuk dapat mempengaruhi emosi orang lain. Claire menyebut bahwa bukan keinginannya membuat anak-anak saling membeci, tetapi orang tua akan lebih senang jika anak-anak mereka berjuang dan memiliki keterampilan social yang berharga dan cerdas. Dan paling penting yakni anak dapa menemukan solusi tanpa harus melibatkan orang tua, meskipun tidak semua anak memiliki inisiatif sama.
- Atasi konflik anak dengan saran, bimbingan dan sikap
Lain dari dua pendapat yang sama, Laura Markham, PhD seorang penulis Peaceful Parent, Happy Kids menyebut bahwa banyak kasus anak-anak bertengkat tidak berhasil menyelesaikan konfliknya. Bahkan saat ada anak yang di bully, maka dapat mengakibatkan perlakuan intervensi aktif yang mengurangi kenyamanan di rumannya. Jadi, daripada orang tua bertindak sebagai wasit lebih baik mengajarkan anak menyelesaikan konflik dengan bimbingan. Misalnya, saat ada bimbingan dari orang tua, maka akan akan mudah menemukan solusi sendiri dan kemungkinan akan anak gunakan lagi solusi tersebut di masa depan. Bagi orang tua yang ikut campur dalam koflik anak sesama saudaranya dapat mencegak keduannya menemukan solusi ketika bertengkar secara bersama-sama. Sebaliknya saat orang tua mengajarkan anak belakar tenang, dan kompromi dalam menyelesaikan masalah secara mandiri justru dapat menjadi cara terbaik sebagai orang tua. Sebagai orang tua, Anda juga harus bersikap saat ada anak yang melakukan kekerasan baik verbal atau fisik.