Sejak dalam kandungan, janin sudah mampu menangkap sensor baik berupa sentuhan, emosi, atau ucapan dari ibunya. Para ahli mengungkap bahwa komunikasi yang diberikan pada ibunya dapat meningkatkan sensorik otak pertama janin. Semakin meningkatnya kemampuan sensorik ini, maka akan membantu tumbuh kembang janin sehingga ia mampu berbicara atau mendengar dengan baik setelah ia lahir. Karena besarnya manfaat yang didapat, maka cara berkomunikasi dengan janin sejak ia dalam kandungan merupakan langkah penting yang harus ibu hamil lakukan.
Sponsor: dr rochelle skin expert
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School, ibu yang berkomunikasi dengan janin dapat membantu janin mengenali elemen bahasa ketika lahir. Dari kesimpulan yang diperoleh, bayi didalam kandungan sudah mampu merespon suara ibu sehingga mampu mempengaruhi perkembangan otak terkait kemampuan berbahasa. Kemudian menurut psikolog perkembangan, Harold I Kaplan, dkk mengungkap bahwa waktu yang tepat untuk memulai komunikasi dengan janin yaitu ketika memasuki usia kehamilan 18-20 minggu. Stimulus tersebut sudah dapat dilakukan pada usia tersebut sebab perkembangan psikologi dan biologis janin sudah mendekati kontasepsi, dimana janin sudah mampu bereaksi pada rangsangan di luar kandungan.
Suara yang berasal dari luar, sudah dapat meningkatkan denyut jantung akibat lesatan sel syaraf janin sudak aktif. Jadi, waktu tersebutlah yang dianggap paling tepat untuk ibu melakukan rangsangan. Uniknya, janin justru tidak merespon rangsangan suara ketika suara berasal dari orang lain sehingga mengakibatkan ritme jantungnya melambat. Perkembangan emosional janin juga dapat didukung dengan musik-musik klasik, dan menyentuh perut justru dapat juga merangsang stimulasi fisik dan motorik.
Bagamana cara mengajak janin berkomunikasi?
Ibu hamil dapat mengajak janin berkomunikasi dengan beberapa cara. Berikut hal yang bisa dilakukan baik dirumah maupun ditempat mana saja Anda berada.
1. Hindari berkata negatif
Menurut penelitian, janin sudah mampu merespon ucapan atau emosi yang diberikan oleh ibunya. Jadi setiap ucapan positif maupun negatif akan berdampak pada perkembangan psikomotoriknya. Ketika ibu marah dan mengucapkan kalimat buruk maka otak janin akan merespon dan membuatnya berekspresi kesedihan. Sebaliknya, saat ibu hamil mengucapkan kalimat yang positif, maka ekspresi janin juga akan berubah menjadi lebih bahagia. Anda juga bisa membaca buku-buku motivasi atau cerita yang menginspirasi, ulangi kalimat yang sama dan lakukan saat berkomunikasi dengan janin.
2. Jaga kestabilan emosi
Menjaga kestabilan emosi di masa kehamilan dapat berpengaruh pada perkembangan janin. Janin akan merespons apa saja bentuk komunikasi ibunya melalui gerakan janin, seperti menendang, mengaruk bahkan janin dapat juga tersenyum dan tertawa. Ibu hamil dapat sesekali meghibur janin dengan bernyanyi atau bercerita. Jika emosi sedang tidak stabil, maka carilah hiburan yang dapat menenangkan seperti menonton tv, berbelanja atau jalan-jalan.
3. Berkomunikasi dengan self-hypnosis
Apa itu self-hypnosis? Komunikasi jenis ini dilakukan dengan cara masuk ke dalam alam bawah sadar. Ibu hamil dapat berkomunikasi dengan cara memikirkan hal-hal positif sehingga apa yang didengar dan dirasakan janin dapat dimengerti. Cara seperti ini mirip dengan Anda yang seolah sedang mendengarkan radio atau musik, yaitu dengan memilih saluran yang diinginkan. Saluran suara yang didengar dengan seksama akan membawa gelombang otak menuju ke Alfa dimana ini merupakan gelombang yang membawa ke alam bawah sadar.