Kehamilan

Kegemukan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Cerebral Palsy Pada Anak?

Kegemukan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Cerebral Palsy Pada Anak

Benarkah kegemukan saat hamil tingkatkan risiko cerebal palsy pada anak? Bertambahnya berat badan saat kehamilan, sudah menjadi hal biasa. Tetapi bukan berarti naiknya berat badan saat hamil itu indikasi sehat lo. Meski memang benar bertambahnya berat badan sangat penting, dimana berguna agar janin dalam kandungan terpenuhi nutrisisnya dan ibu hamil tetap sehat dan bugar. Menurut risert, kegemukan selama hamil ternyata bisa meningkatkan risiko cerebral palsy pada anak saat ia lahir kelak.

Sponsor: dr rochelle skin expert

Kegemukan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Cerebral Palsy Pada Anak

Seperti apa cerebral palsy itu?

Cerebral palsy adalah kondisi dimana anak mengalami kelumpuhan otot, dan gangguan fungsi saraf lainnya. Kondisi termasuk langka dimana hanya 1-2 dari kelahiran 1000 bayi. Bayi yang menderita gangguan ini biasanya ditemukan pada kelahiran prematur dimana ia sangat rentan akibat pembuluh darah pada bayi yang menuju otak belum berkembang dengan sempurna, dan kelahiran yang kurang dari 37 minggu. Seperti yang diungkap oleh analisis yang dilakukan sekitar 1.4 juta anak yang lahir di Swedia (1997-2011), dimana terdapat lebih dari 3.000 anak terdiagnosis mengalami cerebral palsy yang justru lahir dengan tepat waktu. Sebanyak 45% bayi yang lahir memiliki komplikasi pernafasan meski gangguan tak se komplek bayi prematur. Tanda yang dialami bayi dengan gangguan ini bisa diamati dimana bayi sulit melakukan kegiatan sederhana seperti mengangkat kepala, menggenggam, tubuh terlihat lemas, cenderung kaku, susah berkomunikasi hingga memiliki wajah yang terlihat aneh.

Apa kaitannya Cerebral palsy dengan ibu hamil yang kegemukan?

Menurut studi yang dilakukan Dr Eduardo Villamor ketua tim peneliti dari University of Michigan, risiko  cerebral palsy dengan ibu yang mengalami kegemukan hanya ditemukan sebanyak 2 kasus dari 1000 kelahiran. Tetapi menurutnya, dengan ditemukannya studi ini, tak serta merta menjadikan patokan berat badan ibu hamil memiliki dampak terhadap risiko cerebral palsy pada anaknya. Faktor berat badan ini juga tergolong kecil, meski begitu ibu hamil diharapkan dapat mengatur berat badan agar risiko dan sejumlah komplikasi kesehatan termasuk cerebral palsy pada anak dapat diminimalisir. Villamor juga menyebut bahwa menurunkan berat badan saat hamil dapat mencegah cerebral palsy, tetapi ia mengungkap bahwa setidaknya risiko komplikasi saat hamil dapat dikurangi.

Dengan studi yang sama, Dr David Roye dari Columbia University yang merupakan direktur medis dari Cerebral Palsy Foundation menambahkan jika sebanyak 30-40 persen kasus cerebral palsy dipicu oleh faktor keturunan atau genetik. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa lingkungan yang terkait kegemukan dan komplikasi penyakitnya seperti diabetes, hipertensi dan abnormalitas hormon bisa jadi pemicu perubahan genetik yang berkaitan dengan cerebral palsy pada anak. Roye pun menambahkan jika selama kehamilan, ibu harus dipastikan mendapat asupan pola hidup yang sehat agar tetap mempertahankan berat badan tetap ideal. Ibu hamil juga boleh melakukan olahraga rutin, dan sebelum hamil dipastikan berat badan tetap seimbang.

Kegemukan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Cerebral Palsy Pada Anak

Risiko kegemukan saat hamil juga menjadikan anak “lebih tua” sejak lahir

Tak hanya risiko Cerebral palsy, dampak kegemukan selama kehamilan diyakini mampu membuat kondisi biologis bayi lahir dalam keadaan lebih tua dari umur sesungguhnya. Sesuai dengan yang dianilis pada 743 ibu dengan usia 17-44 tahun, para peneliti yang mengamati selsel bayi saat mengambil sampel arah tali pusarnya menunjukkan bahwa ada kerusakan yang terjadi pada telomere dimana selaput ujung kromosom pelindung material genetik. Telomere akan memendek seiring jumlah usia janin, jadi jika semakin panjang telomere tersebut, maka semakin lama juga sel-sel untuk bisa menggandakan diri. Jika telomere pada bayi lebih pendek 50base pairs, artinya bayi yang lahir secara biologis memiliki usia yang lebih tua dari kebanyakan usia bayi lainnya.

Kegemukan Saat Hamil Tingkatkan Risiko Cerebral Palsy Pada Anak

Dampak lain kegemukan bisa picu risiko Infertil

Menurut Catherine Aiken dari University of Cambridge, Inggris, masalah kegemukan atau obesitas ditambah dengan gizi yang buruk saat hamil bisa berpengaruh pada jumlah cadangan sel telur pada anak perempuan. Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, maka berdampak pula pada kesuburan anak perempuan tersebut. Bagi yang masih asing, istilah Infertilitas sendiri bukan hal yang diharapkan, namun ada hal yang bisa dilakukan untuk memperkecil risikonya seperti mulai hidup sehat dan atur pola makan. Dalam studinya yang dilakukan dengan menggunakan tikus percobaan, sampel yang diberi dengan sampel diet sehat normal untuk ukuran wanita hamil. Setelah diteliti, terungkap bila sampel dengan diet tinggi lemak dan gula memiliki cadangan telur pada bayi tikus betina memiliki kadar yang rendah. Dalam studinya terdapat sebuah sistem perlindungan ovarium pada  gangguan radikal dan produksi energi yang sangat tinggi. Jadi selain kegemukan, kurangnya gizi saat hamil juga berdampak pada buruknya keturunan, artinya keturunan memiliki kualitas seperti kesuburan yang kurang. Namun sebaliknya, memakan makanan dengan kadar kalori yang berlebih bisa juga menghasilkan konsekuensi yang sangat merugikan untuk sistem reproduksi pada bayi perempuan saat ia lahir kelak.

Tindakan tepat untuk pencegaha sebelum kehamilan?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kegemukan dan kurangnya gizi adalah penyebab risiko anak mengalami cerebal palsy, bayi lahir lebih tua, dan menghasilkan risiko risiko infertil. Dengan kondisi yang sudah disebutkan itu, sudah selayaknya ibu hamil memiliki polah hidup yang sehat, jauh dari stress, olahraga teratur yang ringan, dan menjauhi kegemukan atau obesitas.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top