Kehamilan

Efek Berbahaya Bila Kamu Stress Sebelum Hamil

Efek Berbahaya Bila Kamu Stres Sebelum Hamil

Wanita yang akan merencanakan kehamilan dianjurkan untuk pandai mengelola stres. Cara ini bergun agar program kehamilan tidak terganggu. Stress saat hamil bisa saja muncul akibat tertekan, sakit atau hormon. Jika stress tidak dikelola dengan baik maka bisa berdampak buruk bagi kehamilan dan janin.

Sponsor: produk pemutih wajah

Menurut studi, ternyata ada efek berbahaya bila stress sebelum hamil terus erjadi. Kondisi ini ternyata sudah lama diamati bila stress sebelum hamil dengan peluang hamil. Selain itu, kondisi stress juga bisa berpengaruh pada kesehatan janin.

Stress disebabkan karena tubuh tengah melepaskan hormon kortisol. Kadar kortisol umumnya mencapai level tertinggi ketika  bangun tidur pagi. Seiring waktu, kadar hormon ini makin menurun yang disebut dengan pola stres normal. Tetapi hormon kortisol bagi beberapa orang kadang sulit turun atau disebut flatter diurnal cortisol slope. Pola stres abnormal ini berkaitan dengan stres kronis (jangka panjang).

Bagamana kaitannya stress dengan peluang untuk hamil?

Hingga saat ini, para dokter mengungkap bahwa stres termasuk keinginan terlalu keras untuk hamil kemungkinan memiliki konstribusi hingga 30% pada masalah ketidaksuburan. Stress bisa berdampak pada salah satu bagian otak yakini hipotalamus. Pada wanita, bagian hipotalamus ini bertugas untuk mengatur hormon yang diperlukan untuk proses ovulasi. Proses ini terjadi saat indung telur melepaskan sel telur yang siap untuk dibuahi. Sedangkan jika stres melanda, maka proses ovulasi pada ibu hamil juga akan terganggu.

Apa efek yang dihadapi jika calon ibu terlalu sering stress?

Ada efek yang terjadi jika terlalu intens mengalami stress yaitu keterlambatan ovulasi hingga tidak ada proses ovulasi sama sekali. Kondisi ini dikenal dengan adanya lendir dari leher rahim yang keluar melalui vagina. Di kondisi normal, jumlah lendir akan meningkat terlebih memasuki masa ovulasi. Tetapi saat, lendir hanya berupa bercak dan cenderung tidak teratur. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa tubuh sedang melakukan ovulasi, meski stres masih terus terjadi. Pada wanita denga stress level tinggi bisa melepaskan sel telur 20% lebih sedikit dibanding wanita denga level stres yang rendah. Padahal jumlah sel telur memiliki peran penting untuk mendukung proses pembuahan. Sementara di sisi psikologis, wanita yang tengah mengalami stres memiliki ketertarikan untuk berhubungan dengan pasangan lebih sedikit.

Efek yang ditimbulkan jika terjadi kehamilan

Stress yang terjadi saat proses kehamilan bisa memunculkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Banyak penelitian mengungkap bila pola hormon stress abnormal memiliki keterkaitan dengan pengerasan pembuluh darah arteri, berkembangnya penyakit kanker dan penyakit lainnya. Selain itu, stress sebelum hamil juga memiliki keterkaitan dengan risiko bayi lahir dengan berat badan di bawah rata-rata.

Jadi kesimpulannya mengelola stres jauh lebih baik misalnya dengan berpikir positif dan lakukan sesuatu dengan santai. Pola makan, olahraga atu gaya hidup adalah kunci keberhasilan mengelola stress. Jika stres terus terjadi dan berkepanjangan, maka saatnya bisa meminta bantuan terapi psikolog agar tidak menganggu masa subur. Jika masa subur terganggu, maka kemungkinan sulit untuk hamil bisa terjadi. Solusinya bisa juga berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaat terkait penyebab lain selain stres. Jika terdiaknosis menganggu masa ovulasi, mungkin dokter akan memberikan obat kesuburan.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top