Parenting

Cara Menghukum Anak Secara Edukatif

Cara Menghukum Anak Secara Edukatif

Anak adalah buah hati yang harus selalu orang tua jaga hingga ia kelak dapat tumbuh menjadi orang yang berguna dan berbudi pekerti. Sebagai orang tua, bukan cara bijak menghukum anak dengan menggunakan kekerasan yang bisa menyakiti mental dan juga fisik lemahnya. Maksud ingin memberikan hukuman untuk memberikan efek jera, justru hal tersebut bukan jalan pintas untuk memberi pelajaran pada anak. Memukul, menampar, mencubit, menjewer hingga berkata kasar, bukan solusi tepat untuk memberikan hukuman. Justru, maksud hati ingin mengajarkan cara disiplin adalah cara yang paling salah. Oleh sebab itu, perlunya cara menghukum anak secara edukatif akan mampu menghindarkan dampak negatif yang bisa terjadi pada masa depan mereka.

Sponsor: pemutih wajah

Ada beragam dampak buruk bagi orang tua yang senang menghukum anak dengan cara tak bijak. Misalnya senang mencaci atau berkata kasar justru akan membuat mental anak mudah berfikir negatif. Cacian justru adalah hukuman yang bisa menjatuhkan karakter anak sehingga ia nantinya bisa saja menjadi pribadi berkarakter pendiam, kurang percaya diri atau suka emosi. Sementara hukuman yang melibatkan kekerasan atau kontak fisik adalah suatu hal kontraproduktif yang imbasnya akan beresiko tinggi terhadap terganggunya perkembangan mental anak. Jadi, baik hukuman verbal atau non verbal seperti hukuman fisik bukanlah senjata ampuh untuk mendisiplinkan anak.

Prinsip menghukum anak yang edukatif:

Berdasarkan latar belakang banyaknya aksi atau kasus kekerasan pada anak, hal ini membuat semua orang tua harus tahu apa yang sebaiknya mereka lakukan. Tidak sembarang memberikan hukuman hanya karena anak sulit diatur atau sering melakukan kesalahan. Pada hakiktanya, memberikan hukuman adalah sebuah metode dalam mendidik anak dengan memeberikan motivasi agar mereka mau memperbaiki kesalahannya. Hukuman edukatif akan lebih memeberikan nilai posistif yang bisa menggiring anak untuk mampu mencerna maksud dari hukuman yang ia terima sehingga ia mampu membaca, belajar dan menghindari kesalahan untuk kedua kalinya. Berikut ini prinsip yang harus orang tua mengerti sebelum memberikan hukuman pada anak:

  • Pilih hukuman yang telah disepakati oleh Anda dan anak. Ajak mereka berpartisipasi untuk menentukan apa saja perilaku yang tidak boleh dilakukan sekaligus jenis hukuman yang akan mereka terima. Buat anak memilih cara hukuman sambil berharap bahwa hukuman itu memberikan rasa tanggungjawab.
  • Jangan tunda hukuman jika anak melanggar atau membuat kesalahan. Jika Anda terlalu sering menunda memberikan hukuman, maka anak akan merasa tertekan karena menunggu hukuman dari Anda. Bahka beberapa anak justru akan menganggap bahwa hukuman yang diberikan hanya sandiwara.
  • Berikan hukuman yang pantas dan sesuai dengan kesepakatan Anda dan anak. Jangan terlalu berelebihan untuk menghindari anak merasa tertekan bahkan depresi.
  • Berikan batas waktu hukuman adalah hal penting selanjutnya. Jangan memberikan hukuman yang terlalu lama. Jika saja fisik anak tidak kuat atau mereka teralu lama tertekan, justru akan membuat anak semakin tertekan. Jangan juga mengkuhum anak hingga mereka merasa kelaparan, jadi jika mereka merasa lapar, maka berikan mereka makan atau minum.
  • Pastikan anak mendapatkan hukuman yang bisa mendidik dan membuat mereka mengerti tujuan daripada hukuman yang diberikan. Secara alami anak akan mudah mengerti konsekuensi dari kesalahan apa yang diperbuatnya.
  • Memberikan hukuman harus diimbangi dengan memberikan penghargaan. Meskipun mereka melakukan kelalaian atau kesalahan, minimal berikan pujian saat anak mulai berperilaku baik atau telah mampu mencapai prestasi tertentu. Dengan begitu, anak dapat mengerti mana hal yang baik dan harus dipertahankan, dan mana hal yang buruk yang harus di hilangkan.

Cara mendidik dan mendisiplinkan anak dengan hukuman edukatif:

1. Jangan emosi

Memberikan hukuman fisik dan mental bukanlah suatu jaminan untuk dapat memperbaiki sikap anak di masa depan atau mampu memperaiki kesalahannya. Jangan pernah menghukum anak dalam kondisi sedang marah. Sebaiknya tenangkan emosi barulah beikan hukuman yang pantas untuk anak. Jangan emosi terlalu berlebihan.

2. Jangan memukul

Hukuman edukatif bukan hukuman yang berdampak menyakiti anak. Cubitan, jeweran atau pukulan yang terlalu keras tidak baik untuk diterapkan. Bahka ada adab yang menyarankan tidak boleh memukul anak pada wajah atau kepala. Berikan cubitan kecil yang tidak terlalu menyakitkan pada anggota tubuh seperti pantat.

3. Menampakkan muka masam

Hukuman edukatif selanjutnya adala bisa dengan menampakkan wajah masam pada anak bertujuan untuk memperlihatkan ketidaksetujuan Anda pada sikap mereka. Menunjukkan wajah masam juga dapat menjadi pertanda  bahwa Anda tidak suka dengan perbuatan anak, dengan begitu anak jadi mengerti bahwa kesalahan mereka harus diperbaiki.

4. Time out

Tujuan memberikan time out saat menghukum adalah bermanfaat dalam mendidik anak merenung tentang kesalahannya. Misalnya saat anak berada di dalam kelompoknya dan membuat kesalahan, maka Anda bisa menyuruhnya keluar sejenak. Selanjutnya, setelah mereka sadar maka Anda bisa memberikan penjelasan tentang kesalahannya dan memintanya tidak mengulangi kembali. Hukuman tersebut sangat cocok untuk anak yang kurang memiliki empati pada sikap sopan santun.

5. Melakukan tugas tertentu

Anda bisa memberikan tugas-tugas tertentu yang bisa dilakukan anak dengan mudah tanpa memberatkannya. Seperti memberikan tugas bersih-bersih kamarnya atau menyuruhnya membantu tugas membersihkan rumah contohnya menyapu lantai, halaman atau membereskan mainannya. Buatlah anak berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan untuk kesekian kalinya. Dengan begitu akan melatih kesadaran dan bermanfaat bagi kejujuran mereka.

6. Melakukan aktifitas tertentu

Hukuman yang mendidik selanjutnya adalah mengajak anak melakukan aktifitas tertentu. Misalnya, menyuruh anak membaca dan bercerita tentang isi bacaannya, menyuruh anak menghafal atau menulis. Kegiatan-kegiatan semacam ini sangat disarankan oleh pakar pendidikan dibanding Anda harus memarahi atau memukul. Cara tersebut dapat melatih kesadaran anak sekaligus melatih psikomotorik anak. Dalam hal ini Anda mendapat dua keuntungan sekaligus, yaitu mendidiknya dan mengajarkan. Anda juga bisa mengurangi jatah waktu mereka bermain game, sepak bola, dan sebagainya.

7. Ajarkan anak meminta maaf

Jangan pernah lupa untuk selalu mengajarkan anak untuk belajar meminta maaf dan bertaggung jawab. Dengan mengajarkan anak berani meminta maaf maka mereka akan paham batasan sikap apa yang harus dilakukan, juga mengajarkan bahwa meminta maaf adalah sikap baik yang tidak akan menyakiti siapa saja.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top